Pages

Minggu, 27 Mei 2012

Perdarahan Post Partum


BAB I
LANDASAN TEORI
A.    HEMORARGI POST PARTUM
1.      Definisi
Perdarahan Post Partum adalah perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala III selesai (setelah placenta lahir). Pengukuran darah yang keluar sukar untuk dilakukan secara tepat.  
2.      Angka Kejadian
Di RSUD Dr. Soetomo selama 2 tahun (1984 – 1985) di dapatkan 439 penderita dengan perdarahan Post Partum. Angka kejadian 5,2 % dari persalinan mencakup 0,4 – 10 % kejadian perdarahan Post Partum.  
3.      Jenis-jenis perdarahan Post Partum
a)      Perdarahan Post Partum dini bila perdarahan terjadi dalam 24 jam pertama.
b)      Perdarahan Post Partum lambat bila perdarahan terjadi setelah 24 jam pertama.
·         Etiologi Perdarahan Post Partum dini

(1). Atonia Uteri
Pada atonia uteri, uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini merupakan sebab utama dari perdarahan Post Partum. Uterus yang sangat teregang (hidramnion,kehamilan ganda atau kehamilan dengan janin besar). Partus lama dan pemberian narcosis merupakan predisposisi untuk terjadinya atonia uteri.   
(2). Laserasi jalan lahir
Perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan yang banyak bila tidak di reparasi segera.
(3). Hematoma
Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami laserasi atau pada daerah jahitan perineum.

(4). Lain-lain
- Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus, sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka.
- Ruptur uteri
- Inversio Uteri    
·         Etiologi Perdarahan Post Partum lambat
a.       Tertinggalnya sebagian plasenta
b.      Subinvolusi di daerah insersi plasenta
c.       Dari luka bekas seksio cesaria
Perdarahan Post Partum lambat biasanya terjadi 6 – 10 hari setelah persalinan. Penyebab yang tersering adalah sisa plasenta. Gejalanya berupa perdarahan dan perdarahan ini dapat berlangsung terus-menerus dan berulang. Pada palpasi didapatkan fundus uteri masih dapat teraba lebih besar dari yang diperkirakan. Pada pemeriksaan dalam didapatkan uterus membesar, lunak dan ostium uteri keluar darah.
Cara perawatan Perdarahan Post Partum lambat dibagi 3 antara lain :
1.      Perdarahan sedikit
Tirah baring di Bantu dengan obat-obatan golongan oral oterotonika. Bila dicurigai ada infeksi diberi antibiotika.
2.      Perdarahan sedang
Diberikan oksitosin IV (20 unit dalam 500 CC RL)
3.      Perdarahan banyak
Dipasang cairan IV dan tranfusi darah. Dianjurkan untuk tindakan kuret bila perdarahan masih berlangsung setelah pemberian oksitosin.      
4.      Diagnosis
a.       Untuk membuat diagnosis Perdarahan Post Partum perlu diperhatikan adanya perdarahan yang menimbulkan hipotensi dan anemia. Apabila hal ini dibiarkan terus berlangsung, pasien akan syok. Perdarahan Post Partum tidak hanya terjadi pada mereka yang mempunyai predisposisi, tetapi pada setiap persalinan kemungkinan untuk terjadinya Perdarahan Post Partum selalu ada.  
b.      Perdarahan yang dapat terjadi pada deras atau merembes saja. Perdarahan yang deras biasanya akan segera menarik perhatian, sehingga cepat ditangani. Sedangkan perdarahan yang merembes karena kurang nampak seringkali tidak mendapat perhatian yang seharusnya. Perdarahan yang bersifat merembes ini bila berlangsung lama akan mengakibatkan kehilangan darah yang banyak. Untuk menentukan jumlah perdarahan, maka darah yang keluar setelah uri lahir harus ditampung dan dicatat.
c.       Kadang-kadang perdarahan tidak terjadi keluar dari vagina, tetapi menumpuk di vagina dan di dalam uterus. Keadaan ini biasanya diketahui karena adanya kenaikan dari tingginya fundus uteri setelah uri keluar.
d.      Untuk menentukan etiologi dari Perdarahan Post Partum diperlukan pemeriksaan yang lengkap yang meliputi anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan dalam.
e.       Pada atonia uteri terjadi kegagalan kontraksi uterus, sehingga pada palpasi abdomen, uterus didapatkan membesar dan lembek.
Pada laserasi jalan lahir uterus berkontraksi dengan baik, sehingga pada palpasi teraba uterus yang keras. Pada pemeriksaan dalam dilakukan eksplorasi vagina, uterus dan pemeriksaan inspekulo. Dengan cara ini dapat ditentukan adanya robekan dari serviks, vagina, hematoma dan adanya sisa-sisa makanan.    
5.      Pencegahan
Cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya Perdarahan Post Partum adalah memimpin kala II dan kala III persalinan secara legeartis. Apabila persalinan diawasi oleh dokter spesialis obstetric-ginekologi ada yang menganjurkan untuk memberikan suntikan ergometrik secara IV setelah anak lahir, dengan tujuan untuk mengurangi perdarahan yang terjadi.



6.      Tindakan
1) Tindakan Post Partum mempunyai 2 tujuan, yaitu :
·   Mengganti darah yang hilang
·   Menghentikan perdarahan


BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “M“
DENGAN GANGGUAN ELIMINASI (BAK)
PADA DIAGNOSA MEDIS HPP (HEMORARGI POST PARTUM)
DI RUANG MELATI RSU MATARAM
Tanggal 20 – 23 Desember 2005

A.    PENGKAJIAN
Tanggal Masuk            : 16 Desember 2005
Jam Masuk                  : 10.15 Wita
Tanggal Pengkajian     : 20 Desember 2005
Ruangan                      : Melati Kelas 3 No.1003
No.RM                        : 698289

  1. Data Biografi
a)      Identitas klien
Nama                                 : Ny. M
Umur                                 : 30 tahun
Jenis kelamin                     : Perempuan
Alamat                              : Karang Bangket
Pekerjaan                           : Ibu Rumah Tangga
Agama                               : Islam
Status                                : Kawin
b)      Identitas Penanggung Jawab
Nama                                 : Tn. S
Umur                                 : 35 tahun
Pekerjaan                           : Guru
Hubungan dengan klien    : Istri


  1. Riwayat Kesehatan
1). Keluhan Utama
    • Keluhan saat masuk Rumah Sakit
Klien mengeluh tidak bisa kencing dan perdarahan setelah bersalin.
    • Keluhan saat dikaji
Klien mengeluh tidak bisa kencing.
2). Riwayat Penyakit sebelumnya
Klien mengatakan dahulu pernah mengidap penyakit seperti yang sekarang ini, ketika melahirkan anak kedua yang kembar. Sejak klien memasuki umur dewasa sudah mengidap penyakit anemia. Nyeri pada waktu datang bulan selalu dirasakan oleh klien dan klien biasanya mengatasinya dengan berbaring di tempat tidur.
Dahulu klien sempat dirawat di RSU dengan keluhan yang sama, klien tidak mengidap penyakit Hipertensi, TBC, DM atau yang lainnya. 
3). Riwayat Penyakit sekarang
Pada tanggal 11 Desember 2005 klien melahirkan bayi dengan berat 3800 gram secara spontan di Polindes Karang Bangket, Perdarahan Post Partum terjadi disebabkan karena atonia uteri. Pada tanggal 13 Desember 2005 klien mengeluh tidak bisa kencing (urine ± 700 cc/hari) dan perdarahan banyak. Pada tanggal 14 – 15 Desember klien masih belum bisa kencing dan perdarahan masih terjadi. Tanggal 16 Desember 2005 klien langsung di rujuk ke RSU Mataram dan tiba di IGD pada pukul 10.15 Wita.     
4). Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit seperti dia. Ada anggota keluarga yang melahirkan anak kembar tapi tidak sampai terjadi HPP atau Retensio Urine.





Genogram :
Keterangan :
            : laki-laki
            : Perempuan
            : klien
            : kembar
 -------  : tinggal serumah

5). Riwayat Menstruasi
a. Menstruasi pertama : 13 tahun
b. Jumlah : 20 cc
c. Lamanya : 4 – 7 hari
d. Siklus : 1 x sebulan
e. Flour Albus : setelah menstruasi
f. Keluhan : Dismenore
6).  Riwayat Kehamilan
    • HPHT : klien lupa.
    • Gravida : III
    • Imunisasi : Imunisasi TT 2x sebelum melahirkan.
    • ANC : 4 kali kunjungan.
7). Riwayat Persalinan
a. Riwayat persalinan yang lalu
- Tempat bersalin sebelumnya : Bidan Desa Karang Bangket.
- Penolong bersalin : Bidan
- Cara persalinan : partus spontan
- BB anak I : 2900 gr (perempuan), Anak II : Gemelly (2500 gr dan 2700 gr keduanya berjenis kelamin perempuan).
- Ada riwayat HPP saat melahirkan anak kedua yang gemelly.
b. Riwayat persalinan sekarang
- Tanggal persalinan : 11 Desember 2005
- Tempat bersalin : Bidan Desa Karang Bangket
- Penolong persalinan : Bidan
- Cara persalinan : Partus spontan
- jenis kelamin : laki-laki
- BBL : 2800 gr
- Apgar score : 8
- Terjadi perdarahan postpartum dan retensio urine
8). Riwayat Obstetri
G3P3A0
9). Riwayat KB
Spiral 

  1. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1.      Kebutuhan Biologis
a.       Pola Respirasi
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak pernah mengalami kesulitan dalam bernafas baik dengan atau tanpa aktivitas. Klien tidak pernah mengidap penyakit Asma, TBC, atau yang lainnya
Saat sakit         : klien mengatakan tidak ada gangguan dalam bernafas  selama sakit.
b.      Pola Sirkulasi
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada gangguan yang dialami pada system sirkulasinya seperti penyakit jantung.
Saat sakit         : klien merasa lemah, pusing karena perdarahan Post  partum akan tetapi saat dikaji klien tampak agak segar karena sudah mendapatkan 2 kantong darah (tranfusi darah), tetapi keadaan umumnya masih tampak lemah.
c.       Pola Nutrisi
Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari tanpa bantuan, minum ± 5 – 6 gelas/hari.
Saat sakit        : klien mengatakan makan sedikit-sedikit tapi sering, namun  jarang dan kadang-kadang 4 – 5 gelas/hari.
d.      Pola Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan biasanya BAB 1x sehari dengan konsistensi kadang padat dan kadang lembek, warna kuning kecoklatan/hitam, bau khas feces. BAK 4 – 5 x/hari, tanpa ada kesulitan dalam proses eliminasi, BAK dengan warna kekuningan, bau khas urine.
Saat sakit            : klien mengeluh sulit kencing (BAK), BAK sedikit-sedikit dan tidak lancer, klien mengatakan tidak nyaman karena terpasang kateter dimana kadang-kadang urine tampungnya sebanyak 500 – 700 cc/hari, warna kuning jernih. BAB tidak pernah selama klien berada di Rumah Sakit.
e.       Pola Aktivitas
Sebelum sakit     : klien mengatakan dapat beraktivitas dengan baik tanpa bantuan, klien dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari secara mandiri.
Saat sakit            : klien mengatakan jarang bergerak walaupun berada di atas tempat tidurnya. Pada saat Post partum perawat/bidan menganjurkannya untuk mobilisasi sedikit demi sedikit. Klien mengatakan tidak bebas bergerak karena terpasang infuse dan kateter. Pada saat pengkajian klien sudah dapat bergerak bebas atau dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri walaupun masih terpasang kateter (infus sudah tidak terpasang). 
f.       Pola Istirahat tidur
Sebelum sakit     : klien mengatakan dapat tidur dengan nyenyak tanpa ada gangguan.
Saat sakit            : klien mengatakan pada saat Post partum hari I, II dan III klien tidak bisa tidur dengan nyenyak akan tetapi saat pengkajian klien dapat tidur lebih baik, hanya saja ketika bayinya menangis yang mengganggu tidurnya dan kesulitannya dalam BAK.
g.      Personal Hygiene
Sebelum sakit     : klien mengatakan mandi 2x sehari, rajin gosok gigi dan memakai shampoo 1x seminggu.
Saat sakit            : klien mengatakan hanya dilap oleh keluarganya, tidak pernah sikat gigi, tidak pernah memakai shampoo selama di Rumah Sakit.  
2.      Kebutuhan Psikologis
Klien mengatakan merasa takut dan khawatir akan keluhan yang dirasakan saat ini, klien tampak gelisah dan bertanya-tanya masalah penyakitnya.akan tetapi klien merasa bahagia bayinya dalam keadaan sehat.
3.      Kebutuhan sosial
Sebelum sakit : keluarga mengatakan klien seorang ibu rumah tangga yang ramah, sore hari kadang-kadang klien pergi jalan-jalan disekitar rumah atau berkunjung ke tetangga sebelah.
Saat sakit         : setelah bersalin klien tidak pernah bertemu dengan tetangganya karena harus rawat inap. Klien dapat diajak berkomunikasi dengan baik, baik itu oleh keluarga atau perawat (klien tampak kooperatif). 

4.      Kebutuhan Spiritual
Baik sebelum dan saat sakit klien percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa. Klien tidak pernah sholat pasca melahirkan karena masih masa nifas. 
  1. Pemeriksaan Fisik
a.       Pemeriksaan Umum
1.      Keadaan umum : tampak lemah, terpasang kateter
2.      Kesadaran : GCS : 15 (E4V5M6)
3.      Tanda-tanda vital :
-          Tekanan darah    : 110/70
-          Nadi                   : 80 x/menit
-          Suhu                   : 370C
-          Respirasi             : 20 x/menit
b.      Pemeriksaan Head to Toes
1.      Kepala
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi/pembengkakan.
Palpasi   : tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedem/pembengkakan
·         Rambut
Inspeksi : rambut ikal, warna hitam, ada uban.
Palpasi   : rambut rapuh, rontok dan berminyak
·         Mata
Inspeksi dan palpasi : simetris, konjungtiva pucat, tidak ada lesi pada mata, kornea putih.
·         Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada polip, tidak ada luka/pembengkakan.
·         Mulut
Inspeksi : simetris, mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah.
·         Gigi
Inspeksi : gigi putih, tidak ada caries gigi tapi gigi berlubang terdapat pada graham yang kedua
·         Telinga
Inspeksi dan palpasi : simetris, tidak ada lesi, ada serumen, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan.
2.      Leher
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi/pembengkakan, tidak ada luka post op.
Palpasi   : denyut nadi karotis teraba jelas, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid/vena jugularis.
3.      Thorax
Inspeksi : simetris, tidak ada sianosis, tidak ada tarikan dinding dada, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan/oedema.
Perkusi : terdapat suara resonan (pada paru)
Auskultasi : tidak ada suara tambahan paru seperti ronchi, wheezing atau stridor, tidak ada suara mur-mur pada auskultasi jantung.
4.      Abdomen
Inspeksi  : simetris, TFU 1 jari di bawah pusat, tidak ada lesi/pembeng-kakan.
Palpasi   : tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedem/pembengkakan.
Perkusi      : terdengar suara tympani.
Auskultasi : ada bising usus  
5.      Ekstremitas
Inspeksi : simetris, tidak ada fraktur, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan tulang pada ekstremitas, bisa bergerak dengan baik, off infuse.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada ekstremitas, tidak ada eodem/pembengkakan 

6.      Kulit
Inspeksi : tampak berminyak, lengket, berkeringat banyak
Palpasi   : turgor kulit elastis
7.      Genetalia
Inspeksi : perineum tampak agak merah, masih ada perdarahan sedikit/masih memakai softex.
Palpasi : nyeri tekan perineum masih terasa, pembengkakan sedikit pada perineum.
  1. Pemeriksaan Penunjang
- Cek Hb : 10,7   Normal Pria : 14 – 18, Wanita : 12 – 16  
  1. Terapi ( tgl 20 Desember 2005)
·         Ampycillin 3 x 1 gr
·         Amoxyllin 3 x 500 mg
·         Asam Mefenamat 3 x 500 mg
·         SF 2 x 1 tab
B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Analisa Data
No
Data
Etiologi
Problem
1.
Data Subyektif :
·     Klien mengeluh tidak bisa kencing
·     Mengeluh BAK sedikit-sedikit dan tidak lancar.
Data Obyektif :
·     Tampak terpasang kateter
·     Pucat
·     Urine tampung 500 – 700 cc/hari
·     Pembengkakan pada perineum
Peregangan uterus Post Partum 
Gangguan eliminasi urine (BAK)
2.
Data Subyektif :
·     Klien mengatakan takut dan khawatir akan penyakitnya
Data Obyektif :
·     Klien tampak gelisah dan bertanya-tanya mengenai penyakitnya.
Kurang pengetahuan mengenai penyakitnya
Kecemasan
  1. Rumusan Diagnosa Keperawatan
a.       Gangguan eliminasi (BAK) b/d peregangan uterus Post Partum
b.      Kecemasan b/d kurang pengetahuan mengenai penyakitnya
  1. Prioritas Masalah
a.       Gangguan eliminasi (BAK) b/d peregangan uterus Post Partum
b.      Kecemasan b/d kurang pengetahuan mengenai penyakitnya  
C.    PERENCANAAN
Tgl/jam
No.
DX
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
20/12/05
07.00
1
Setelah dilakukan tin-dakan keperawatan se-lama 3 x 24 jam diharapkan klien dapat memenuhi kebutuhan eliminasi (BAK) dengan kriteria hasil :
Data Subyeltif
·        Klien mengatakan sudah bisa kencing lagi tanpa menggunakan kateter.
·        Klien mengatakan BAK lancer
Data Obyektif
·        Tidak terpasang kateter
·        Tampak tidak pucat
·        Urine tampung ≥ 2500 cc.
·        Pembengkakan berkurang atau menghilang.

·          
1.    Kaji pola berkemih, seperti frekwensi dan jumlahnya.


2.    Bandingkan haluaran urine dan masukkan cairan.
3.    Palpasi adanya distensi kandung kemih.








4.    Anjurkan klien untuk banyak minum/masukan cairan (2-4 liter/hari).


5.    Observasi adanya urine keruh dan adanya darah, bau yang tidak enak yang perlu diidentifikasi.

6.    Bersihkan daerah perineum dan jaga agar tetap kering serta lakukan perawatan kateter.
7.    Ajarkan tehnik Bladder training.


8.    Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (penggunaan kateter)  
1.       Mengidentifikasi fungsi kandung kemih, fungsi ginjal dan keseimbangan cairan.
2.       Mengidentifikasi masalah dalam organ eliminasi.
3.       Disfungsi kandung kemih bervariasi, ketidakmampuan berhubungan dengan peregangan uterus, atau hilangnya kontraksi kandung kemih untuk merilekskan sfingter urinarius (retensi atau refluks)
4.       Membantu mempertahankan fungsi ginjal, mencegah infeksi dan pembentukan batu.
5.       Tanda-tanda infeksi saluran perkemihan/ginjal dapat menyebabkan sepsis.

6.       Menurunkan resiko terjadinya iritasi kulit/infeksi ke atas menuju ginjal

7.       Bladder training dapat melatih otot-otot perkemihan menjadi rileks.
8.       Penggunaan kateter dapat mencegah retensio urine dan untuk memantau haluaran serta dapat mengurangi komplikasi.
20/12/05
09.00
2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kecemasan yang dirasakan klien dapat berkurang dengan kriteria hasil :
Data Subyektif
·        Klien mengatakan tidak terlalu takut dan khawatir akan penyakitnya.
Data Obyektif
·        Klien tampak tenang, dan tidak terlalu bertanya mengenai penyakitnya setelah diberikan penjelasan.


·          
1.    Kaji tingkat kecemasan yang dirasakan klien.


2.    Biarkan klien dan keluarganya mengekspresikan kecemasannnya.


3.    Menfaatkan waktu kunjungan yang memungkinkan kehadiran keluarga untuk membantu mengurangi kecemasan.
4.    Kaji kebutuhan bimbingan spiritual.



5.    Jelaskan mengenai proses penyakit yang dialami klien.   
1.      Dapat mempermudah perawat dalam intervensi keperawatan.
2.      Mengidentifikasi tingkat kecemasan dan menyiapkan koping yang tepat sesuai kecemasan yang dialami klien.
3.      Kehadiran anggota keluarga dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan klien.


4.      Konseling agama akan membantu mengurangi kecemasan dan rasa takut.
5.      Pengetahuan klien mengenai penyakitnya dapat mengurangi kecemasan.  


D.    IMPLEMENTASI
Tgl/jam
No.
DX
TINDAKAN
RESPON HASIL
Ttd
20/12/05
08.00


08.15


08.30


09.00



09.12



09.45




10.00

10.15


1
1.      Mengkaji pola berkemih, seperti frekwensi dan jumlahnya.


2.      Membandingkan haluaran urine dan masukkan cairan.

3.      Mempalpasi adanya distensi kandung kemih.

4.      Menganjurkan klien untuk banyak minum/masukan cairan (2-4 liter/hari).

5.      Mengobservasi adanya urine keruh dan adanya darah, bau yang tidak enak yang perlu diidentifikasi.
6.      Membersihkan daerah perineum dan jaga agar tetap kering serta lakukan perawatan kateter.


7.      Mengajarkan tehnik Bladder training.
8.      Melakukan kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (penggunaan kateter).
1.     Klien BAK sedikit-sedikit dan tidak lancer, urine tampung 500-700 cc/hari.
2.     Haluaran urine 500 – 700  cc/hari, minum 4 – 5 gelas/hari.
3.     Terdapat distensi kandung kemih sejak PostPartum
4.     Klien tampak menambah asupan cairan dari 4 – 5 gelas/hari menjadi 6 – 8 gelas/hari
5.     Warna urine agak kekuningan dan jernih, terdapat bau khas urine.

6.     Perineum bersih dan kering dan setiap 2x sehari dilakukan perawatan dan observasi kateter.
7.     Bladder training telah dilakukan.
8.     Terpasang kateter. 

21/12/05
09.15


10.00



10.30



10.40


11.15







2
1.      Mengkaji tingkat kecemasan yang dirasakan klien.


2.      Memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk mengekspresikan kecemasannya.


3.      Memanfaatkan waktu kunjungan yang memungkinkan kehadiran keluarga untuk membantu klien mengurangi kecemasannya.


4.      Mengkaji kebutuhan bimbingan spiritual.

5.      Menjelaskan klien dan keluarga mengenai proses penyakit yang dialami.
1.     Klien mengatakan merasa khawatir akan penyakitnya, klien tampak gelisah.
2.     Klien mengatakan takut akan penyakitnya, klien banyak bertanya mengenai keluhan yang dirasakan.
3.     Pada saat tiba waktu kunjungan tampak suami, mertua, anak pertamanya dan satu tetangganya yang hadir di sana.
4.     Klien belum mendapat-kan bimbingan spiritual selama di Rumah Sakit.
5.     Keluhan yang dirasakan (sulit kencing) disebab-kan karena pe-regangan uterus karena kontraksi pada saat persalinan.    


E.     EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Tgl/Jam
DIAGNOSA
CATATAN PERKEMBANGAN
Ttd

.+
.1.
23/12/05
13.00
1.   Gangguan eliminasi (BAK) b/d peregangan uterus post partum yang ditandai dengan :
Data Subyektif
·         Klien mengeluh tidak bisa kencing
·         Klien mengeluh BAK sedikit tidak lancar.
Data Obyektif
·         Terpasang kateter
·         UT 500 – 700 ml/hari
·         Perineum bengkak.

S :
- Klien mengatakan sudah bisa kencing
- Klien mengatakan BAK agak lancer tidak seperti sebelumnya.
O :
- Tidak terpasang kateter.
- UT 1000 – 1500 ml
- Perineum tidak bengkak
A :
- Masalah sudah teratasi
P :
Rencana dihentikan.  

2.
23/12/05
14.00
2.   Kecemasan b/d kurang pengetahuan mengenai penyakitnya, ditandai dengan :
Data Subyektif
·         Klien mengatakan takut dan khawatir akan penyakitnya
Data Obyektif
·         Klien tampak gelisah dan bertanya-tanya tentang penyakitnya

S :
Klien mengatakan tidak terlalu khawatir dan takut akan penyakitnya.
O :
Klien tampak tenang dan tidak lagi bertanya-tanya tentang penyakitnya.
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dihentikan.





ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “M“
DENGAN GANGGUAN ELIMINASI (BAK)
PADA DIAGNOSA MEDIS HPP (HEMORARGI POST PARTUM)
DI RUANG MELATI RSU MATARAM
Tanggal 20 – 23 Desember 2005

1 komentar: