BAB I
LANDASAN
TEORI
A. HEMORARGI POST PARTUM
1. Definisi
Perdarahan
Post Partum adalah perdarahan 500 cc atau lebih setelah kala III
selesai (setelah placenta lahir). Pengukuran darah yang keluar sukar untuk
dilakukan secara tepat.
2. Angka Kejadian
Di
RSUD Dr. Soetomo selama 2 tahun (1984 – 1985) di dapatkan 439 penderita dengan
perdarahan Post Partum. Angka kejadian 5,2 % dari persalinan mencakup 0,4 – 10
% kejadian perdarahan Post Partum.
3. Jenis-jenis perdarahan Post Partum
a)
Perdarahan Post Partum dini bila perdarahan
terjadi dalam 24 jam pertama.
b)
Perdarahan Post Partum lambat bila
perdarahan terjadi setelah 24 jam pertama.
·
Etiologi Perdarahan Post Partum dini
(1). Atonia Uteri
Pada atonia uteri, uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini
merupakan sebab utama dari perdarahan Post Partum. Uterus yang sangat teregang
(hidramnion,kehamilan ganda atau kehamilan dengan janin besar). Partus lama dan
pemberian narcosis merupakan predisposisi untuk terjadinya atonia uteri.
(2). Laserasi jalan lahir
Perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan yang
banyak bila tidak di reparasi segera.
(3). Hematoma
Hematoma yang biasanya terdapat pada daerah-daerah yang mengalami
laserasi atau pada daerah jahitan perineum.
(4). Lain-lain
- Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi
kontraksi uterus, sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap terbuka.
- Ruptur uteri
- Inversio Uteri
·
Etiologi Perdarahan Post Partum lambat
a.
Tertinggalnya sebagian plasenta
b.
Subinvolusi di daerah insersi plasenta
c.
Dari luka bekas seksio cesaria
Perdarahan Post Partum lambat biasanya terjadi 6 – 10 hari
setelah persalinan. Penyebab yang tersering adalah sisa plasenta. Gejalanya
berupa perdarahan dan perdarahan ini dapat berlangsung terus-menerus dan
berulang. Pada palpasi didapatkan fundus uteri masih dapat teraba lebih besar
dari yang diperkirakan. Pada pemeriksaan dalam didapatkan uterus membesar,
lunak dan ostium uteri keluar darah.
Cara perawatan Perdarahan Post Partum lambat dibagi
3 antara lain :
1.
Perdarahan sedikit
Tirah baring di Bantu dengan obat-obatan golongan oral oterotonika. Bila
dicurigai ada infeksi diberi antibiotika.
2.
Perdarahan sedang
Diberikan oksitosin IV (20 unit dalam 500 CC RL)
3.
Perdarahan banyak
Dipasang cairan IV dan tranfusi darah. Dianjurkan untuk tindakan kuret
bila perdarahan masih berlangsung setelah pemberian oksitosin.
4. Diagnosis
a.
Untuk membuat diagnosis Perdarahan Post Partum perlu
diperhatikan adanya perdarahan yang menimbulkan hipotensi dan anemia. Apabila
hal ini dibiarkan terus berlangsung, pasien akan syok. Perdarahan Post Partum tidak
hanya terjadi pada mereka yang mempunyai predisposisi, tetapi pada setiap
persalinan kemungkinan untuk terjadinya Perdarahan Post Partum selalu ada.
b.
Perdarahan yang dapat terjadi pada deras atau merembes
saja. Perdarahan yang deras biasanya akan segera menarik perhatian, sehingga
cepat ditangani. Sedangkan perdarahan yang merembes karena kurang nampak
seringkali tidak mendapat perhatian yang seharusnya. Perdarahan yang bersifat
merembes ini bila berlangsung lama akan mengakibatkan kehilangan darah yang
banyak. Untuk menentukan jumlah perdarahan, maka darah yang keluar setelah uri
lahir harus ditampung dan dicatat.
c.
Kadang-kadang perdarahan tidak terjadi keluar dari
vagina, tetapi menumpuk di vagina dan di dalam uterus. Keadaan ini biasanya
diketahui karena adanya kenaikan dari tingginya fundus uteri setelah uri
keluar.
d.
Untuk menentukan etiologi dari Perdarahan Post Partum diperlukan
pemeriksaan yang lengkap yang meliputi anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan
abdomen dan pemeriksaan dalam.
e.
Pada atonia uteri terjadi kegagalan kontraksi uterus,
sehingga pada palpasi abdomen, uterus didapatkan membesar dan lembek.
Pada laserasi jalan lahir uterus berkontraksi dengan baik, sehingga pada
palpasi teraba uterus yang keras. Pada pemeriksaan dalam dilakukan eksplorasi
vagina, uterus dan pemeriksaan inspekulo. Dengan cara ini dapat ditentukan
adanya robekan dari serviks, vagina, hematoma dan adanya sisa-sisa
makanan.
5. Pencegahan
Cara
yang terbaik untuk mencegah terjadinya Perdarahan Post Partum adalah
memimpin kala II dan kala III persalinan secara legeartis. Apabila persalinan diawasi oleh dokter spesialis
obstetric-ginekologi ada yang menganjurkan untuk memberikan suntikan ergometrik
secara IV setelah anak lahir, dengan tujuan untuk mengurangi perdarahan yang
terjadi.
6. Tindakan
1)
Tindakan Post Partum mempunyai 2 tujuan, yaitu :
·
Mengganti darah yang hilang
·
Menghentikan perdarahan
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “M“
DENGAN GANGGUAN ELIMINASI (BAK)
PADA DIAGNOSA MEDIS HPP (HEMORARGI POST PARTUM)
DI RUANG MELATI RSU MATARAM
Tanggal 20 – 23 Desember 2005
A. PENGKAJIAN
Tanggal Masuk :
16 Desember 2005
Jam Masuk :
10.15 Wita
Tanggal Pengkajian :
20 Desember 2005
Ruangan :
Melati Kelas 3 No.1003
No.RM :
698289
- Data Biografi
a)
Identitas klien
Nama :
Ny. M
Umur :
30 tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
Alamat :
Karang Bangket
Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga
Agama :
Islam
Status : Kawin
b)
Identitas Penanggung Jawab
Nama :
Tn. S
Umur :
35 tahun
Pekerjaan :
Guru
Hubungan dengan klien :
Istri
- Riwayat
Kesehatan
1).
Keluhan Utama
- Keluhan saat masuk Rumah Sakit
Klien mengeluh tidak bisa kencing dan perdarahan setelah bersalin.
- Keluhan saat dikaji
Klien mengeluh tidak bisa kencing.
2).
Riwayat Penyakit sebelumnya
Klien mengatakan dahulu pernah mengidap penyakit seperti yang sekarang
ini, ketika melahirkan anak kedua yang kembar. Sejak klien memasuki umur dewasa
sudah mengidap penyakit anemia. Nyeri pada waktu datang bulan selalu dirasakan
oleh klien dan klien biasanya mengatasinya dengan berbaring di tempat tidur.
Dahulu klien sempat dirawat di RSU dengan keluhan yang sama, klien tidak
mengidap penyakit Hipertensi, TBC, DM atau yang lainnya.
3).
Riwayat Penyakit sekarang
Pada tanggal 11 Desember 2005 klien melahirkan bayi dengan berat 3800
gram secara spontan di Polindes Karang Bangket, Perdarahan Post Partum terjadi
disebabkan karena atonia uteri. Pada tanggal 13 Desember 2005 klien mengeluh
tidak bisa kencing (urine ± 700 cc/hari) dan perdarahan banyak. Pada tanggal 14
– 15 Desember klien masih belum bisa kencing dan perdarahan masih terjadi.
Tanggal 16 Desember 2005 klien langsung di rujuk ke RSU Mataram dan tiba di IGD
pada pukul 10.15 Wita.
4).
Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita
penyakit seperti dia. Ada
anggota keluarga yang melahirkan anak kembar tapi tidak sampai terjadi HPP atau
Retensio Urine.
Genogram :
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: klien
: kembar
------- : tinggal serumah
5).
Riwayat Menstruasi
a. Menstruasi pertama : 13 tahun
b. Jumlah : 20 cc
c. Lamanya : 4 – 7 hari
d. Siklus : 1 x sebulan
e. Flour Albus : setelah menstruasi
f. Keluhan : Dismenore
6).
Riwayat Kehamilan
- HPHT : klien lupa.
- Gravida : III
- Imunisasi : Imunisasi TT 2x sebelum melahirkan.
- ANC : 4 kali kunjungan.
7).
Riwayat Persalinan
a. Riwayat persalinan yang lalu
- Tempat bersalin sebelumnya : Bidan Desa Karang Bangket.
- Penolong bersalin : Bidan
- Cara persalinan : partus spontan
- BB anak I : 2900 gr (perempuan), Anak II : Gemelly (2500 gr dan 2700 gr
keduanya berjenis kelamin perempuan).
- Ada
riwayat HPP saat melahirkan anak kedua yang gemelly.
b. Riwayat persalinan sekarang
- Tanggal persalinan : 11 Desember 2005
- Tempat bersalin : Bidan Desa Karang Bangket
- Penolong persalinan : Bidan
- Cara persalinan : Partus spontan
- jenis kelamin : laki-laki
- BBL : 2800 gr
- Apgar score : 8
- Terjadi perdarahan postpartum dan retensio urine
8).
Riwayat Obstetri
G3P3A0
9).
Riwayat KB
Spiral
- Kebutuhan
Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1.
Kebutuhan Biologis
a.
Pola Respirasi
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak pernah mengalami
kesulitan dalam bernafas baik dengan atau tanpa aktivitas. Klien tidak pernah
mengidap penyakit Asma, TBC, atau yang lainnya
Saat sakit :
klien mengatakan tidak ada gangguan dalam bernafas selama sakit.
b.
Pola Sirkulasi
Sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada gangguan
yang dialami pada system sirkulasinya seperti penyakit jantung.
Saat sakit : klien merasa lemah, pusing karena perdarahan Post partum akan tetapi saat dikaji klien tampak
agak segar karena sudah mendapatkan 2 kantong darah (tranfusi darah), tetapi
keadaan umumnya masih tampak lemah.
c.
Pola Nutrisi
Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari
tanpa bantuan, minum ± 5 – 6 gelas/hari.
Saat sakit : klien mengatakan makan sedikit-sedikit
tapi sering, namun jarang dan
kadang-kadang 4 – 5 gelas/hari.
d.
Pola Eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan biasanya BAB 1x
sehari dengan konsistensi kadang padat dan kadang lembek, warna kuning
kecoklatan/hitam, bau khas feces. BAK 4 – 5 x/hari, tanpa ada kesulitan dalam
proses eliminasi, BAK dengan warna kekuningan, bau khas urine.
Saat sakit : klien mengeluh sulit kencing (BAK), BAK
sedikit-sedikit dan tidak lancer, klien mengatakan tidak nyaman karena
terpasang kateter dimana kadang-kadang urine tampungnya sebanyak 500 – 700
cc/hari, warna kuning jernih. BAB tidak pernah selama klien berada di Rumah
Sakit.
e.
Pola Aktivitas
Sebelum sakit : klien mengatakan dapat beraktivitas dengan
baik tanpa bantuan, klien dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari secara
mandiri.
Saat sakit : klien mengatakan jarang bergerak walaupun berada di atas
tempat tidurnya. Pada saat Post partum perawat/bidan menganjurkannya untuk
mobilisasi sedikit demi sedikit. Klien mengatakan tidak bebas bergerak karena
terpasang infuse dan kateter. Pada saat pengkajian klien sudah dapat bergerak
bebas atau dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri walaupun masih terpasang
kateter (infus sudah tidak terpasang).
f.
Pola Istirahat tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan dapat tidur dengan
nyenyak tanpa ada gangguan.
Saat sakit : klien mengatakan pada saat Post partum hari I, II dan
III klien tidak bisa tidur dengan nyenyak akan tetapi saat pengkajian klien
dapat tidur lebih baik, hanya saja ketika bayinya menangis yang mengganggu
tidurnya dan kesulitannya dalam BAK.
g.
Personal Hygiene
Sebelum sakit : klien mengatakan mandi 2x sehari, rajin
gosok gigi dan memakai shampoo 1x seminggu.
Saat sakit : klien mengatakan hanya dilap oleh keluarganya, tidak
pernah sikat gigi, tidak pernah memakai shampoo selama di Rumah Sakit.
2.
Kebutuhan Psikologis
Klien mengatakan merasa takut dan khawatir akan keluhan yang dirasakan
saat ini, klien tampak gelisah dan bertanya-tanya masalah penyakitnya.akan
tetapi klien merasa bahagia bayinya dalam keadaan sehat.
3.
Kebutuhan sosial
Sebelum sakit : keluarga mengatakan klien seorang ibu
rumah tangga yang ramah, sore hari kadang-kadang klien pergi jalan-jalan
disekitar rumah atau berkunjung ke tetangga sebelah.
Saat sakit : setelah bersalin klien tidak pernah bertemu dengan
tetangganya karena harus rawat inap. Klien dapat diajak berkomunikasi dengan
baik, baik itu oleh keluarga atau perawat (klien tampak kooperatif).
4.
Kebutuhan Spiritual
Baik sebelum dan saat sakit klien percaya akan adanya Tuhan Yang Maha
Esa. Klien tidak pernah sholat pasca melahirkan karena masih masa nifas.
- Pemeriksaan
Fisik
a.
Pemeriksaan Umum
1.
Keadaan umum : tampak lemah, terpasang kateter
2.
Kesadaran : GCS : 15 (E4V5M6)
3.
Tanda-tanda vital :
-
Tekanan darah :
110/70
-
Nadi :
80 x/menit
-
Suhu :
370C
-
Respirasi : 20 x/menit
b.
Pemeriksaan Head to Toes
1.
Kepala
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi/pembengkakan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
tidak ada oedem/pembengkakan
·
Rambut
Inspeksi : rambut ikal, warna hitam, ada uban.
Palpasi : rambut rapuh, rontok
dan berminyak
·
Mata
Inspeksi dan palpasi : simetris, konjungtiva pucat, tidak ada lesi pada
mata, kornea putih.
·
Hidung
Inspeksi : simetris, tidak ada polip, tidak ada luka/pembengkakan.
·
Mulut
Inspeksi : simetris, mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah.
·
Gigi
Inspeksi : gigi putih, tidak ada caries gigi tapi gigi
berlubang terdapat pada graham yang kedua
·
Telinga
Inspeksi dan palpasi : simetris, tidak ada lesi, ada serumen, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembengkakan.
2.
Leher
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi/pembengkakan, tidak ada luka post op.
Palpasi : denyut nadi karotis
teraba jelas, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid/vena jugularis.
3.
Thorax
Inspeksi : simetris, tidak ada sianosis, tidak ada
tarikan dinding dada, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan/oedema.
Perkusi : terdapat suara resonan (pada paru)
Auskultasi : tidak ada suara tambahan paru seperti
ronchi, wheezing atau stridor, tidak ada suara mur-mur pada auskultasi jantung.
4.
Abdomen
Inspeksi :
simetris, TFU 1 jari di bawah pusat, tidak ada lesi/pembeng-kakan.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
tidak ada oedem/pembengkakan.
Perkusi : terdengar suara
tympani.
Auskultasi : ada bising usus
5.
Ekstremitas
Inspeksi : simetris, tidak ada fraktur, tidak ada
lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada kelainan tulang pada ekstremitas, bisa
bergerak dengan baik, off infuse.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada ekstremitas,
tidak ada eodem/pembengkakan
6.
Kulit
Inspeksi : tampak berminyak, lengket, berkeringat banyak
Palpasi : turgor kulit elastis
7.
Genetalia
Inspeksi : perineum tampak agak merah, masih ada perdarahan
sedikit/masih memakai softex.
Palpasi : nyeri tekan perineum masih terasa,
pembengkakan sedikit pada perineum.
- Pemeriksaan
Penunjang
-
Cek Hb : 10,7 Normal
Pria : 14 – 18, Wanita : 12 – 16
- Terapi ( tgl
20 Desember 2005)
·
Ampycillin 3 x 1 gr
·
Amoxyllin 3 x 500 mg
·
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
·
SF 2 x 1 tab
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
1.
|
Data Subyektif :
·
Klien mengeluh tidak bisa kencing
·
Mengeluh BAK sedikit-sedikit dan tidak lancar.
Data Obyektif :
·
Tampak terpasang kateter
·
Pucat
·
Urine tampung 500 – 700 cc/hari
·
Pembengkakan pada perineum
|
Peregangan uterus Post
Partum
|
Gangguan eliminasi urine (BAK)
|
2.
|
Data Subyektif :
·
Klien mengatakan takut dan khawatir akan
penyakitnya
Data Obyektif :
·
Klien tampak gelisah dan bertanya-tanya
mengenai penyakitnya.
|
Kurang pengetahuan mengenai
penyakitnya
|
Kecemasan
|
- Rumusan Diagnosa Keperawatan
a.
Gangguan eliminasi (BAK) b/d peregangan uterus Post
Partum
b. Kecemasan
b/d kurang pengetahuan mengenai penyakitnya
- Prioritas Masalah
a.
Gangguan eliminasi (BAK) b/d peregangan uterus Post
Partum
b. Kecemasan
b/d kurang pengetahuan mengenai penyakitnya
C. PERENCANAAN
Tgl/jam
|
No.
DX
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
07.00
|
1
|
Setelah dilakukan
tin-dakan keperawatan se-lama 3 x 24 jam diharapkan klien dapat memenuhi
kebutuhan eliminasi (BAK) dengan kriteria hasil :
Data
Subyeltif
·
Klien mengatakan sudah bisa kencing lagi tanpa
menggunakan kateter.
·
Klien mengatakan BAK lancer
Data Obyektif
·
Tidak terpasang kateter
·
Tampak tidak pucat
·
Urine tampung ≥ 2500 cc.
·
Pembengkakan berkurang atau menghilang.
·
|
1.
Kaji pola berkemih, seperti frekwensi dan jumlahnya.
2.
Bandingkan haluaran urine dan masukkan cairan.
3.
Palpasi adanya distensi kandung kemih.
4.
Anjurkan klien untuk banyak minum/masukan cairan (2-4
liter/hari).
5.
Observasi adanya urine keruh dan adanya darah, bau
yang tidak enak yang perlu diidentifikasi.
6.
Bersihkan daerah perineum dan jaga agar tetap kering
serta lakukan perawatan kateter.
7.
Ajarkan tehnik Bladder training.
8.
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (penggunaan
kateter)
|
1.
Mengidentifikasi fungsi kandung kemih, fungsi ginjal
dan keseimbangan cairan.
2.
Mengidentifikasi masalah dalam organ eliminasi.
3.
Disfungsi kandung kemih bervariasi, ketidakmampuan
berhubungan dengan peregangan uterus, atau hilangnya kontraksi kandung kemih
untuk merilekskan sfingter urinarius (retensi atau refluks)
4.
Membantu mempertahankan fungsi ginjal, mencegah
infeksi dan pembentukan batu.
5.
Tanda-tanda infeksi saluran perkemihan/ginjal dapat
menyebabkan sepsis.
6.
Menurunkan resiko terjadinya iritasi kulit/infeksi ke
atas menuju ginjal
7.
Bladder training dapat melatih otot-otot perkemihan
menjadi rileks.
8.
Penggunaan kateter dapat mencegah retensio urine dan
untuk memantau haluaran serta dapat mengurangi komplikasi.
|
09.00
|
2
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kecemasan yang
dirasakan klien dapat berkurang dengan kriteria hasil :
Data
Subyektif
·
Klien mengatakan tidak terlalu takut dan
khawatir akan penyakitnya.
Data Obyektif
·
Klien tampak tenang, dan tidak terlalu
bertanya mengenai penyakitnya setelah diberikan penjelasan.
·
|
1.
Kaji tingkat kecemasan yang dirasakan klien.
2.
Biarkan klien dan keluarganya mengekspresikan
kecemasannnya.
3.
Menfaatkan waktu kunjungan yang memungkinkan
kehadiran keluarga untuk membantu mengurangi kecemasan.
4.
Kaji kebutuhan bimbingan spiritual.
5.
Jelaskan mengenai proses penyakit yang dialami
klien.
|
1.
Dapat mempermudah perawat dalam intervensi
keperawatan.
2.
Mengidentifikasi tingkat kecemasan dan menyiapkan
koping yang tepat sesuai kecemasan yang dialami klien.
3.
Kehadiran anggota keluarga dapat mengurangi kecemasan
yang dirasakan klien.
4.
Konseling agama akan membantu mengurangi kecemasan
dan rasa takut.
5.
Pengetahuan klien mengenai penyakitnya dapat
mengurangi kecemasan.
|
D. IMPLEMENTASI
Tgl/jam
|
No.
DX
|
TINDAKAN
|
RESPON HASIL
|
Ttd
|
08.00
08.15
08.30
09.00
09.12
09.45
10.00
10.15
|
1
|
1.
Mengkaji pola berkemih, seperti frekwensi dan
jumlahnya.
2.
Membandingkan haluaran urine dan masukkan cairan.
3.
Mempalpasi adanya distensi kandung kemih.
4.
Menganjurkan klien untuk banyak minum/masukan cairan
(2-4 liter/hari).
5.
Mengobservasi adanya urine keruh dan adanya darah,
bau yang tidak enak yang perlu diidentifikasi.
6.
Membersihkan daerah perineum dan jaga agar tetap
kering serta lakukan perawatan kateter.
7.
Mengajarkan tehnik Bladder training.
8.
Melakukan kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
(penggunaan kateter).
|
1.
Klien BAK sedikit-sedikit dan tidak lancer, urine
tampung 500-700 cc/hari.
2.
Haluaran urine 500 – 700 cc/hari, minum 4 – 5 gelas/hari.
3.
Terdapat distensi kandung kemih sejak PostPartum
4.
Klien tampak menambah asupan cairan dari 4 – 5
gelas/hari menjadi 6 – 8 gelas/hari
5.
Warna urine agak kekuningan dan jernih, terdapat bau
khas urine.
6.
Perineum bersih dan kering dan setiap 2x sehari
dilakukan perawatan dan observasi kateter.
7.
Bladder training telah dilakukan.
8.
Terpasang kateter.
|
|
09.15
10.00
10.30
10.40
11.15
|
2
|
1.
Mengkaji tingkat kecemasan yang dirasakan klien.
2.
Memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk
mengekspresikan kecemasannya.
3.
Memanfaatkan waktu kunjungan yang memungkinkan
kehadiran keluarga untuk membantu klien mengurangi kecemasannya.
4.
Mengkaji kebutuhan bimbingan spiritual.
5.
Menjelaskan klien dan keluarga mengenai proses
penyakit yang dialami.
|
1.
Klien mengatakan merasa khawatir akan penyakitnya,
klien tampak gelisah.
2.
Klien mengatakan takut akan penyakitnya, klien banyak
bertanya mengenai keluhan yang dirasakan.
3.
Pada saat tiba waktu kunjungan tampak suami, mertua,
anak pertamanya dan satu tetangganya yang hadir di
4.
Klien belum mendapat-kan bimbingan spiritual selama
di Rumah Sakit.
5.
Keluhan yang dirasakan (sulit kencing) disebab-kan karena
pe-regangan uterus karena kontraksi pada saat persalinan.
|
|
E. EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN
No.
|
Tgl/Jam
|
DIAGNOSA
|
CATATAN PERKEMBANGAN
|
Ttd
|
.+
.1.
|
13.00
|
1.
Gangguan eliminasi (BAK) b/d peregangan uterus post
partum yang ditandai dengan :
Data
Subyektif
·
Klien mengeluh tidak bisa kencing
·
Klien mengeluh BAK sedikit tidak lancar.
Data
Obyektif
·
Terpasang kateter
·
UT 500 – 700 ml/hari
·
Perineum bengkak.
|
S :
- Klien mengatakan sudah bisa
kencing
- Klien mengatakan BAK agak
lancer tidak seperti sebelumnya.
O :
- Tidak terpasang kateter.
- UT 1000 – 1500 ml
- Perineum tidak bengkak
A :
- Masalah sudah teratasi
P :
Rencana dihentikan.
|
|
2.
|
14.00
|
2.
Kecemasan b/d kurang pengetahuan mengenai
penyakitnya, ditandai dengan :
Data Subyektif
·
Klien mengatakan takut dan khawatir akan
penyakitnya
Data Obyektif
·
Klien tampak gelisah dan bertanya-tanya
tentang penyakitnya
|
S :
Klien mengatakan tidak terlalu
khawatir dan takut akan penyakitnya.
O :
Klien tampak tenang dan tidak
lagi bertanya-tanya tentang penyakitnya.
A :
Masalah teratasi
P :
Intervensi dihentikan.
|
|
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “M“
DENGAN GANGGUAN ELIMINASI (BAK)
PADA DIAGNOSA MEDIS HPP (HEMORARGI POST PARTUM)
DI RUANG MELATI RSU MATARAM
Tanggal 20 – 23 Desember 2005
makasi genk atas makalNYA, SALAM KENALA
BalasHapus