Pages

Senin, 03 Oktober 2011

ETIKA SEORANG KEPERAWATAN


HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA
DENGAN ETIKA PROFESI
  1. Pengertian Nilai Sosial Budaya
Ada beberapa pengertian nilai, yaitu:
    1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya (pengertian secara umum);
    2. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek, atau prilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (Simon, 1974);
    3. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, atau keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku khusus (Znowski).

       
Setiap perawat memiliki nilai dan perilaku pribadi masing-masing. Kode etik profesi membawa perubahan perilaku personal kepada perilaku profesional dan menjadi pedoman bagi tanggung jawab perorangan sebagai anggota profesi dan tanggung jawab sebagai warga negara. Tanggung jawab profesional berdasarkan anggapan bahwa profesi keperawatan bekerja sama dengan kelompok asuhan kesehatan (kelompok asuhan yang dimaksud adalah profesi dokter, ahli gizi, tenaga farmasi, tenaga laboratorium, kesehatan lingkungan, dsb) untuk meningkatkan kesehatan, mengurangi penderitaan, dan menemukan pencapaian tujuan berdasarkan kebutuhan manusiawi. Setiap perawat harus bertanggung jawab kepada seseorang yang sakit maupun yang sehat, keluarganya, dan masyarakat.
Tanggung jawab ini memerlukan pelaksanaan etika yang berkaitan dengan peraturan yang relevan dengan keperawatan. Tanggung jawab ini antara lain:
      1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai derajat manusia, tidak membedakan kebangsaan.
      2. Perawat melindungi hak pasien/klien, kerahasiaan pasien, melibatkan diri hanya terhadap hal yang relevan dengan asuhan keperawatan.
      3. Perawat mempertahankan kompetensinya dalam praktik keperawatan, mengenal dan menerima tanggung jawab untuk kegiatan dan keputusan yang akan diambil.
      4. Perawat melindungi pasien/klien bila keperawatan dan keselamatannya diganggu oleh orang-orang yang tidak berwenang, tidak etis, atau tidak legal.
      5. Perawat mempertimbangkan orang lain dengan kriteria tertentu apabila akan mendelegasikan tugas atau menunjuk seseorang untuk melakukan kegiatan keperawatan.
      6. Perawat berpartisipasi dalam kegiatan riset bila hak individu yang menjadi subjek dilindungi.
      7. Perawat berpartisipasi dalam usaha profesi untuk meningkatkan standar praktik dan pendidikan keperawatan.
      8. Perawat bertindak melalui organisasi profesi, berperan serta dalam mengadakan dan mempertahankan kondisi pekerjaan yang memungkinkan kualitas asuhan keperawatan yang tinggi.
      9. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan dan orang lain dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
      10. Perawat menolak tawaran untuk subjek advertensi atau promosi komersial.
Kode etik keperawatan ditanamkan kepada para perawat sejak dalam pendidikan keperawatan. Sekolah keperawatan bertanggung jawab atas pemilihan calon-calon perawat yang mampu melaksanakan kode etik. Tanggung jawab lain sekolah keperawatan adalah membuat kondisi yang memungkinkan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan kode etik. Pengajar dan staf sekolah membantu peserta didik untuk mengetahui perilaku yang dapat diterima dan dikembangkan sebagai perilaku perawat.
  1. Hubungan Nilai Sosial Budaya dengan Etika Profesi
Perawat diharapkan harus ramah, baik, bertabiat halus/lembut, jujur, dapat dipercaya, cerdas, cakap, terampil, dan mempunyai tanggung jawab moral yang baik. Perawat harus berperilaku yang dapat dihargai oleh orang lain, menyadari bahwa dirinya adalah perawat yang perilakunya akan mempengaruhi pasien, teman, keluarga, dan masyarakat. Apabila perilakunya tidak diterima, dia akan dikritik oleh teman sejawat atau masyarakat.
Dalam keperawatan, merupakan perilaku yang tidak benar apabila membahayakan orang lain yang menjadi tanggung jawabnya. Kadang-kadang ada perbedaan anggapan tentang perilaku yang baik, tetapi kebanyakan akan setuju apabila seseorang mempertahankan standar profesi yang akan membawa dirinya dalam situasi professional. Keberhasilan perawat dalam keperawatan bergantung pada konsep diri dan tujuannya menjadi perawat. Kemampuan intelektual perawat sangat penting. Kemampuan ini diukur dengan berbagai cara perawat memenuhi tanggung jawab keperawatan.
Integritas pribadi sangat penting dalam keperawatan, semua orng harus jujur kepada dirinya sendiri. Ini memberikan dasar integritas dalam kehidupan profesionalnya. Akan ada kemungkinan terjadi kesalahan. Orang yang berhati besar akan mengakui kesalahannya, tetapi orang yang berhati kecil tidak mengatakan apa-apa, tetapi bertahun-tahun akan mendrita karena perasaan bersalah. Apabila perawat membuat kekeliruan, sebaiknya dibicarakan dengan orang yang tepat dan tentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang mendasari terjadinya kekeliruan.
  1. Sikap Profesional Perawat Dikaitkan dengan Nilai Sosial Budaya
Hubungan sosial perawat untuk mengembangkan persaudaraan penting dalam tanggung jawab sosial. Setiap orang mempunyai- paling tidak seorang teman dekat dan beberapa teman biasa. Teman adalah orang yang membantu kita dalam mengerjakan sesuatu. Persahabatan sangat penting dalam kehidupan, diperlukan untuk membantu kita menjadi seseorang yang kita kehendaki. Teman adalah seseorang yang kita banggakan, yang membuat kita senang, dan kepada siapa kita bertukar pengetahuan.
Hubungan dengan masyarakat di Indonesia yang menganut kebiasaan timur, saling menghormati terutama kepada yang lebih tua, baik tua dalam usia, dalam pengalaman, dalam pendidikan maupun dalam kedudukan. Masyarakat Indonesia terkenal sangat ramah, mempunyai sifat gotong royong, keberhasilan dalam pergaulan akan terarah pada diri kita masing-masing. Kita tidak bisa memanggil seseorang dengan namanya saja kepada yang belum banyak dikenal, lebih-lebih pada yang lebih tua. Hendaknya memanggil seseorang dengan predikat yang telah umum digunakan di daerah setempat agar lebih akrab, misalnya dengan memanggil “mbak” untuk wanita dan “mas” untuk pria, memanggil “Ibu” atau “Bapak” kepada wanita dan pria yang lebih di daerah Jawa. Begitu pula di daerah lain, biasanya panggilan “Bapak” dan “Ibu” diterima juga di daerah lain untuk yang muda maupun yang lebih tua.
Penghargaan kepada jasa sekecil apapun harus diberikan, misalnya dengan ucapan “terima kasih” terhadap tindakan yang membantu kita. Komunikasi dimulai ketika bertemu dengan orang lain. Banyak bahan untuk memulai komunikasi, misalnya dengan mengucapkan “Selamat pagi” atau “Selamat siang” atau “Selamat malam”, sesuai dengan waktu pertemuan kita dengan orang yang kita jumpai. Bagi perawat yang lebih muda, menghargai orang yang lebih tua atau orang yang mempunyai posisi lebih tinggi, dengan sopan santun, mendahulukan mereka untuk lewat atau memberi mereka duduk, memberi mereka tempat duduk yang lebih depan, memberi kesempatan mereka berbicara lebih dahulu dan lain-lain. Kebiasaan ini bukan saja di Indonesia, di Asia, tetapi juga di Eropa, Amerika, dan lainnya.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar