1.
Pengertian
Suatu
keadaan dimana tekanan bola mata meningkat tidak normal disertai dengan
gangguan lapang pandang dan atrofi saraf optik. Tekanan bola mata normal 15 –
24 mmHg dengan tonometer schiotz. Bila tekanan bola mata telah 22 mmHg
curiga/suspek GLAUKOMA.
2.
Patofisiologi
Menua inflamasi mata operasi katarak
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Sakit kepala, perubahan lensa, penurunan lapang
Pandang perifer, penurunan penglihatan malam,
Pandangan kabur sementara hallo, penurunan lapang pandang
Kebutaan
3.
Klasifikasi
a.
GLAUKOMA primer
Penyebab
timbulnya glaucoma tidak diketahui, terbagi menjadi :
·
GLAUKOMA sudut terbuka (G.simplek atau G.
kronik)
·
GLAUKOMA sudut tertutup (G. sudut
sempit)
b.
GLAUKOMA sekunder
Timbul
akibat kelainan dalam bola mata, yang dapat disebabkan karena :
·
Kelainan lensa, katarak imatur, hipermatur, dan
dislokasi lensa.
·
Kelainan uvea, uveitis anterior.
·
Trauma, hifema, dan inkarserasi iris
·
Pasca bedah, blokade pupil, goniosinekia
c.
GLAUKOMA congenital
·
Kongenital primer dengan kelainan congenital lain
·
Infantil, tanpa kelainan congenital lain.
d.
GLAUKOMA absolut
Hasil akhir dari suatu GLAUKOMA yang tidak
terkontrol lagi berupa mengerasnya bola mata, berkurangnya tajam penglihatan
sampai nol dan nyeri. Rata-rata glaucoma absolut terjadi setelah 1 – 2 tahun
setelah serangan pertama, apabila :
·
Pasien tak mau diobati/dioperasi
·
Salah diagnosa
·
Salah penanganan/pengobatan
Tindakan
terakhir kalau penderita merasa sakit terus menerus ialah merujuk untuk
enukleasi bulbi.
Keterangan :
CAIRAN BILIK MATA
Dihasilkan
oleh epitel badan siliar. Cairan ini masuk ke dalam bilik mata belakang dan
berjalan melalui ke bilik mata depan.
Tekanan
bola mata akan naik bila :
·
Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata
sedang pengeluarannya pada anyaman trabekulum normal (glaucoma hipersekresi)
·
Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan
dan bilik mata belakang ke bilik mata depan (glaucoma blokade pupil)
·
Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu (glaucoma
simplek, G.sudut tertutup, sekunder akibat goniosinekia).
Cara digital
Cara yang
paling mudah dan murah karena tidak memerlukan alat, akan tetapi yang paling
kurang teliti.
Penderita melihat ke bawah,
kelopak atas diberikan tekanan dengan jari telunjuk kedua tangan bergantian.
Bila satu telunjuk sedang menekan bola mata, telunjuk yang lain tidak menekan
bola mata, dan dinilai daya tahan bola mata terhadap tekanan jari. Dengan cara
ini dilakukan palpasi bola mata secara bergantian. Tekanan bola mata yang
diukur dengan cara ini dicatat dengan T.N = tekanan normal. TN + 1 + tekanan
bola mata yang agak tinggi, TN – 1 = tekanan bola mata yang agak rendah.
Tonometri
Dengan tonometer
schiotz tekanan bola mata penderita diukur dengan cara :
·
Dengan ibu jari
tangan kiri kelopak mata atas pasien ditarik dan dibuka ke atas tanpa menekan
bola mata sedang jari telunjuk mendorong kelopak ke bawah
·
Jari telunjuk dan ibu jari tangan kanan memegang
tonometer dan perlahan-lahan diturunkan mendekati kornea bola mata sehingga
menekan permukaan kornea. Jarum tonometer akan menunjuk satu angka pada skala.
Skala yang ditunjuk dapat diterjemahkan dalam tingginya tekanan bla mata
pasien.
4.
Penanggulangan glaucoma
Yang mungkin dilakukan penanggulangan di Puskesmas
adalah glaucoma kongestif. Pada glaucoma akut kongestif (terjadi serangan harus
diberi perawatan secepatnya karena bila terlambat dapat mempercepat runtuhnya
visus, kampus dan papil dari mata yang terserang kalau ditemukan di daerah
perifer disarankan pemberian pilokarpin 2 – 4 %, tiap-tiap 2 jam, diamox 4x250
mg dan analgenik dan dirujuk untuk dilakukan periferal iridektomi. GLAUKOMA
akut kongestif ini sering diduga sebagai konjungtivitis karena matanya merah.
Pada glaucoma ini pupil lebar, refleks kurang, mata merah tetapi tanpa kotoran
mata.
GLAUKOMA SUSPEK
Bila TIO
lebih dari 21 mmHg dan memperlihatkan gejala glaucoma tidak lengkap curiga ada
galukoma, maka diperlukan uji provokasi sebagai berikut :
·
Uji minum air dan uji steroid untuk galukoma terbuka
Pasien diminta minum air sebanyak 1 liter dalam
waktu 5 menit. Bila TIO sebelum dan sesudah minum air berbeda 8 mmHg berarti
pasien menderita glaucoma.
·
Uji midriatika dan uji kamar gelap untuk glaucoma
tertutup
Mata
pasien ditetesi midriatika kemudian TIO diukur setiap 15 menit selama 2 jam,
bila terjadi perubahan lebih dari 8 mmHg berarti pasien menderita glaucoma.
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
Terjadi
karena peningkatan TIO akibat hambatan pembuangan aquos pada saluran-saluran
pembuangan.
Patofisiologi
:
Aquos dari
bilik mata depan
Terhambat
terutama pada jarring-jaring trabekula atau pada kanal schlem dan saluran intra
sclera
Vena episklera dan konjungtiva
TIO
meningkat
Secara
bertahap papil syaraf optik mengalami kerusakan (penggaungan)
Penglihatan perifer (lapang pandang) terganggu
Gejala
Klinis :
·
Tak ada keluhan mata merah, nyeri dan kabur oleh
karena TIO yang meningkat mendadak
·
Stadium dini : gaung papil kecil = gangguan lapang
pandang ringan
·
Stadium lanjut : gaung papil mulai luas = gangguan
lapang pandang mulai luas
·
Stadium akhir : gaung seluruh papil = lapang pandang
gelap
Penatalaksanaan
:
- Pemakaian obat-obatan merupakan pilihan utama.
- bila TIO masih tinggi à LAZER
- Bila pilihan kedua pun belum berhasil à bedah filtrasi
- Pilihan terakhir à
hambat badan siliar dengan aplikasi krio atau LAZER.
GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP
Peningkatan
TIO yang sangat mendadak karena sudut bilik mata depan mendadak tertutup akibat
blok pupil.
Patofisiologi
:
Segmen
anterior mata kecil
Usia bertambahàperubahan
(lensa>tebal, lebih ke depan dan pupil miosis)
Dilatasi ringan pupil (karena emosi,
sinar remang-remang, obat)
Blok
pupil
Aquos terbendung di bilik belakang sehingga iris perifer
terdorong ke depan sampai menempel pada jaring trabekula
Sudut
bilik mata depan tertutup
TIO
meningkat (mendadak)
Gejala Klinis :
·
Tiba-tiba nyeri hebat pada mata dan sekitarnya
(orbita, kepala, gigi, dan telinga)
·
Mata sangat kabur dan melihat warna seperti pelangi
(hallo) disekitar lampu.
·
Mual, muntah, berkeringat
·
Visus sangat menurun
·
Edema kornea
·
Bilik mata depan sangat dangkal
·
Pupil lebar dan lonjong dan tidak ada refleks cahaya
·
TIO sangat tinggi (dengan tonometer schiotz 45 – 75
mmHg)
·
Sudut bilik mata depan tertutup (dengan gonioskopi)
Penatalaksanaan
umum :
1.
Menurunkan TIO segera
a.
Hiperosmotik : tekanan osmose plasma meningkat sehingga
menarik cairan dari dalam mata
b.
Acetazolamid : menekan produksi aquos
c.
Beta adrenergik : menekan produksi aquos
2.
Membuka sudut yang tertutup
a.
Miotikum : iris tertarik dan menjauh dari trabekula
sehingga sudut terbuka
b.
Azetazolamid : aquos di bilik mata belakang berkurang
sehingga bilik mata depan lebih tinggi yang dapat menyebabkan penekanan iris ke
belakang menjauhi trabekula sehingga terbuka (bila belum ada perlengketan).
3.
Supportif (mngurangi nyeri, mual/muntah, dan reaksi
radang)
a.
Pethidine (Demerol) untuk nyeri
b.
Anti emetik untuk mual muntah
c.
Anti inflamasi topical (kortikosteroid)
4.
Mencegah sudut tertutup ulang dengan iridektomi
perifer (bedah atau lazer)
5.
Mencegah sudut tertutup pada mata jiran (fellow eye)
karena umumnya mempunyai anatomi sama dengan mata yang sakit maka kemungkinan
dapat juga terkena bila ada pencetus. Pada saat terjadi serangan akut pada satu
mata yang sakit, mata jiran pilokarpin 2% tiap 2 jam sambil disiapkan untuk
dilakukan iridektomi perifer.
ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GLAUKOMA
A. PENGKAJIAN
- Biodata : Umur, jenis kelamin, pendidikan
- Keluhan Utama :
·
Penglihatan kabur, lapang pandang menurun, melihat
benda mengapung
·
Melihat warna pelangi sekitar lampu
·
Mata bengkak, merah dan terasa sakit, mata terasa
ingin keluar.
- Riwayat Penyakit Sekarang
·
Pusing, mual, dan muntah
·
Tiba-tiba terasa nyeri pada mata
·
Bertahap penglihatan kabur
·
Nyeri menjalar pada kepala sehingga terasa pusing,
mual dan muntah
·
Pada saat serangan tidak dapat melakukan aktivitas
sehingga perlu bantuan orang lain.
- Riwayat Penyakit Dahulu
·
Hipertensi, Diabetes Melitus, dan lain-lain.
- Riwayat Penyakit Keluarga
Merupakan penyakit herediter
v Pemeriksaan
Fisik
-
Bola mata teraba pada kelopak mata
-
Saat tes lapang pandang, pandangan terbatas
-
Pembengkakan pada palpebra
-
Berwarna merah/mata merah
-
Nyeri pada mata dan kepala
-
Kornea oedema dan berkabut
-
Pupil lebar
-
Refleks cahaya negatif
v Kebutuhan
Bio-Psiko-Sosial-Spiritual dan Budaya
·
Aktivitas/istirahat
Terjadi perubahan aktivitas biasanya/hobi
sehubungan dengan gangguan penglihatan.
·
Makanan dan cairan
Adanya mual dan muntah (glaucoma akut)
·
Neurosensori
Terjadi gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas),
tampak lingkaran cahaya atau pelangi sekitar sinar
·
Nyeri/kenyamanan
Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaucoma
kronis),nyeri tiba-tiba /berat menetap atau tekanan pada sekitar mata.
·
Penyuluhan/pembelajaran
Riwayat keluarga glaucoma, diabetes, gangguan
system vaskuler.
·
Kebutuhan Personal Hygiene
Penderita glaucoma, biasanya kebutuhan Personal
Hygienenya dibantu orang lain.
·
Psikologis
-
Selalu menanyakan keadaannya
-
Takut kehilangan pekerjaann dan lain-lain
·
Eliminasi
v Pemeriksaan
Diagnostik
Visus : kabur
Tonometri :
> 22 mmHg
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
Gangguan sensori persepsi penglihatan b/d gangguan
penerimaan sensori dan status organ indera d/d kehilangan lapang pandang
progresif.
2.
Ansietas b/d status kesehatan akan adanya
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan d/d ketakutan, ragu-ragu.
3.
Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan
pengobatan b/d salah interpretasi informasi d/d pertanyaan, pernyataan salah
konsepsi, tidak akurat mengikuti instruksi.
Intervensi
Dx.1
1.
Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
Rasional : Memmempengaruhi harapan masa depan pasien dan
pilihan intervensi
2.
Dorong mengekspresikan perasaan tentang
kehilangan/kemungkinan kehilangan penglihatan.
Rasional : Sementara intrvensi dini mencegah kebutaan,
pasien menghadapi kemungkinan atau mengalami pengalaman kehilangan, penglihatan
sebagian atau total.
3.
Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani
keterbatasan penglihatan, contoh kurangi kekacauan, atur perabot, ingatkan
memutar kepala ke subyek yang terlihat.
Rasional : Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan
perubahan lapang pandang/kehilanga penglihatan.
4.
Tunjukkan pemberian tetes mata, contohnya menghitung
tetesan, menghitung jadwal, tidak salah dosis.
Rasional
: Mengontrol TIO, mencegah kehilangan penglihatan lanjut.
Dx. II
1.
Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman
nyeri/timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini
Rasional : Factor ini mempengaruhi pasien terhadap ancaman
diri, potensial siklus ansietas dan dapat mempengaruhi upaya medik untuk
mengontrol TIO.
2.
Berikan informasi yang akurat dan jujur
Rasional : Menurunkan ansietas sehubungan dengan
ketidaktahuan/harapan yang akan datang dan memberikan informasi tentang
pengobatan.
3.
Dorong pasien untuk mengakui/mengekspresikan perasaan
Rasional : Memberikan
kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata.
4.
Identifikasi sumber/orang yang menolong
Rasional : Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri
dalam menghadapi masalah.
Dx. III
1.
Tunjukkan Teknik yang benar untuk pemberian tetes mata
Rasional
: Meningkatkan keefektifan pengobatan.
2.
Kaji mempertahankan jadwal obat contohnya tetes mata.
Diskusikan obat yang harus dihindari contoh midriatik (atrhopin/prontapelin
blomin), kelebihan pemakaian steroid topical.
Rasional : Penyakit ini dapat dikontrol bukan diobati dan
mempertahankan konsistensi program obat adalah kontrol vital. Beberapa obat
dapat menyebabkan dilatasi pupil, peningkatan TIO dan potensial kehilangan
penglihatan tambahan.
3.
Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari
pengobatan contoh penurunan selera makan, mual/muntah, diare, kelemahan dan
lain-lain.
Rasional : Efek Samping obat/merugikan mempengaruhi rentang
dari tak nyaman sampai ancaman kesehatan berat. Kurang lebih 50% pasien akan
mengalami sensitifitas/alergi terhadap obat parasimpatis contoh pilokarpin atau
antikolinesterase.
4.
Dorong pasien menghindari aktivitas seperti mengangkat
berat/mendorong dan menggunakan baju ketat
Rasional
: Dapat meningkatkan TIO mencetuskan serangan akut
5.
Diskusikan pertimbangan diet contoh cairan adekuat,
makanan berserat
Rasional : Tindakan untuk mempertahankan konsistensi feces
untuk menghindari konstipasi/mengejan selama defekasi.
6.
Tekankan periksa rutin
Rasional : Pentingnya untuk mengawasi kemajuan/pemeliharaan
penyakit memungkinkan intervensi dini dan mencegah kehilangan lanjut.
7.
Nasehatkan pasien untuk melaporkan dengan cepat nyeri
mata hebat, inflamasi, peningkatan fotophobia, perubahan lapang pandang,
penglihatan kabur.
Rasional : Upaya tindakan
perlu untuk mencegah kehilangan lanjut/komplikasi lain seperti robek
retina.
Implementasi
Disesuaikan dengan intervensi
Evaluasi
Sesuai dengan respon hasil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar