Pages

Sabtu, 26 Mei 2012

DENGUE HEMORAGIK FEVER (DHF)


1.    Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
2.    Etiologi
Virus dengue sejenis arbovirus.
3.    Patofisiologi
·      Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivitasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
·      Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor koagulasi (promtrombin, factor V,VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
·      Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara akut.
·      Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoreksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian.


                                         Infeksi virus dengue
 

Kompleks virus-antibodi                                  depresi sumsum tulang

Aktivasi komplemen                                        perdarahan; trombositopenia


Anti histamin dilepaskan

Permeabilitas membran meningkat
 

Kebocoran plasma


Hipovolemia


Renjatan hipovolemi, hipotensi


Asidosis metabolik

4.    Manifestasi klinis
·      Demam tinggi selama 5 – 7 hari
·      Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit; ptechie, ekhimosis, hematoma.
·      Epistaksis, hematemesis, melena, hematuri
·      Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
·      Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati.
·      Sakit kepala
·      Pembengkakan sekitar mata.
·      Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
·      Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

5.    Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
·      Derajat I : demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
·      Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
·      Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin, lembab, gelisah.
·      Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.
6.    Pemeriksaan Diagnostik
·      Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20% atau lebih), trombositopeni (100.000/mm3 atau kurang).
·      Serologi : uji HI (hemaaglutination inhibition test)
·      Rontgen thorax : efusi pleura.
7.    Penatalaksanaan Terapeutik 
·      Minum banyak 1,5 – 2 liter/24 jam dengan air the, gula atau susu.
·      Antipiretik jika terdapat demam.
·      Antikonvulsan jika terdapat kejang
·      Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF

(DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER)

A.  Pengkajian Data Dasar Klien

1.    Respirasi
Pada demam berdarah perlu dikaji pernafasan dangkal yang terjadi pada renjatan (derajat IV) dan batuk pilek.
2.    Sirkulasi
Pada klien demam berdarah ditemukan nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, cianosis perifer yang dapat terjadi pada renjatan (derajat III).
3.    Makanan dan cairan
Klien biasanya mengeluh tidak ada nafsu makan atau anoreksia, mual dan muntah, haus, sakit pada saat menelan, hiperemi pada tenggorokan, BB menurun.
4.    Kebutuhan eliminasi
Pada klien dengan DBD sering mengalami perubahan dalam BAB seperti konstipasi (sembelit dan kadang timbul diare, melena dalam kencing ada darah/ hematuri). 
5.    Aktivitas/istirahat
Pada klien dengan demam berdarah didapatkan gangguan dalam aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, ADL dibantu, tidak bisa tidur karena ketidakmampuan klien beradaptasi dengan panas badan yang tinggi, perasaan mudah lelah, bedrest, badan lemas, sering terjaga.
6.    Nyeri/kenyamanan
Klien biasanya nyeri pada ulu hati, otot dan sendi serta pegal-pegal pada seluruh tubuh, nyeri kepala dan nyeri pada epigastrik.

7.    Neurosensori
Perubahan dalam penglihatan seperti foto fobia dan lakrimasi, pusing, nyeri atau sakit kepala dan otot-otot sekitar mata sakit.
8.    Keamanan
Pada kasus demam berdarah tidak terdapat pemeriksaan kemoterapi untuk therapy penyakit kronis seperti kanker.
9.    Integritas ego
Pada klien DBD biasanya akan mengalami ketakutan, kegelisahan, cemas dan murung.

B.  Diagnosa Keperawatan

1.        Gangguan keseimbangan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh akibat infeksi virus dengue.

2.        Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses inflamasi

3.        Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi kurang

4.        Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan akibat metabolisme tubuh meningkat.

5.        Gangguan pemenuhan kebutuhan adl berhubungan dengan kelemahan

6.        Potensi terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan penurunan factor pembekuan darah thrombocyt akibat virus dengue.

7.        Gangguan pemenuhan kebutuhna istirahat tidur berhubungan dengan adanya stimulus demam tinggi

8.        Gangguan rasa aman berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan informasi

 

C.  Perencanaan

1.        Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan cairan.

2.        Anak menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat.

3.        Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat.

4.        Keluarga menunjukkan koping yang adaptif.

5.        Anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.   


D.  Rencana Keperawatan/Intervensi

1.    Diagnosa I
Kriteria hasil :
Suhu tubuh normal (36-37,50C), respirasi (16-24 kali/menit), nadi normal (80-100 kali/menit), klien tidak gelisah dan thrombocyt > 100.000/mm3.
Rencana keperawatan :
a.       Kaji saat timbulnya demam
Rasional : Untuk mengidentifikasi pola demam klien.
b.      Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam atau lebih sering.
Rasional : Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum klien.
c.       Beri penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Penjelasan tentang kondisi yang dialami klien dapat membantu klien atau keluarga mengurangi kecemasan yang timbul.
d.      Beri penjelasan pada klien atau keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien atau keluarga untuk kooperatif.

Rasional : Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di Rumah Sakit.

e.       Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan.
Rasional : Penjelasan yang diberikan pada klien atau keluarga akan memotivasi klien untuk kooperatif.
f.       Anjurkan klien untuk banyak minum ± 2,5 liter/24 jam dan jelaskan manfaatnya bagi klien.
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.

g.      Beri kompres hangat (pada axial dan lipatan paha)

Rasional : Pemberian kompres hangat diharapkan terjadi vasodilatasi dari pembuluh darah sehingga proses pelepasan panas dari tubuh akan menjadi lebih cepat.

h.      Catat asupan dan keluaran
Rasional : Untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan tubuh.
i.        Kolaborasi pemberian therapy cairan intervensi dan obat-obatan. 
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi klien dengan suhu tinggi. Pemberian cairan merupakan wewenang dokter sehingga perawat perlu kolaborasi dalam hal ini.
2.    Daignosa II
Kriteria Hasil :
Rencana keperawatan :
a.       Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi rentang nyeri (0-5) biarkan klien menentukan tingkat nyeri yang dialaminya, tetapkan tipe nyeri yang dialami klien, respon klien terhadap nyeri yang dialaminya.
Rasional : Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami klien. Reaksi klien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai factor dan dengan mengetahui factor-faktor tersebut maka perawat dapat menentukan intervensi dengan masalah klien.
b.      Beri posisi yang nyaman usahakan situasi ruangan yang tenang.
Rasional : Respon individu terhadap nyeri sangat berbeda atau bervariasi sehingga perawat perlu mengkaji lebih lanjut untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap kondisi yang dialami klien.
c.       Anjurkan klien untuk membaca buku, mendengar musik, monitor TV (mengalihkan perhatian).
Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain, klien dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.


d.      Beri kesempatan klien berkomunikasi dengan teman-temannya.
Rasional : Berhubungan dengan orang-orang terdekat atau teman membuat klien gembira atau bahagia dan dapat mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri.
e.       Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan analgetik.
Rasional : Obat-obatan analgetik dapat membantu atau mengurangi nyeri klien perlu adanya kolaborasi dengan dokter karena pemberian obat merupakan wewenang dokter.
3.    Diagnosa III
Kriteria Hasil :
Klien tidak muntah dan mual, klien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan, nafsu makan klien meningkat, klien tidak mengeluh nyeri pada epigastrium dan berat badan meningkat.
Rencana keperawatan :
a.       Kaji keluhan mual, sakit menelan dan muntah yang dialami klien.
Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.
b.      Kaji cara atau bagaimana makanan dihidangkan.
Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan klien.
c.       Beri makanan yang mudah ditelan seperti bubur tim dan dihidangkan saat masih hangat.
Rasional : Membantu mengurangi kelelahan klien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.
d.      Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
Rasional : Untuk menghindari distensi lambung sehingga dapat mencegah merangsang mual dan muntah.
e.       Jelaskan manfaat makanan atau nutrisi bagi klien terutama saat klien sakit
Rasional : Meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.
f.       Beri umpan balik positif saat klien mau berusaha menghabiskan makanan.
Rasional : Memotivasi dan meningkatkan semangat klien.
g.      Catat jumlah atau porsi makanan yang dihabiskan oleh klien setiap hari.
Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi.
h.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian nutrisi parenteral.
Rasional : Nutrisi parenteral sangat bermanfaat atau dibutuhkan klien karena terutama jika intake peroral sangat kurang, jenis dan jumlah pemberian nutrisi parenteral merupakan wewenang dokter.
i.        Berikan obat-obatan antasida (anti emetik) membantu mengurangi rasa mual dan muntah. Dengan pemberian obat tersebut diharapkan untuk nutrisi klien meningkat.

Rasional : -  

j.        Ukur berat badan klien setiap hari (bila mungkin)
Rasional : Untuk mengetahui status gizi klien.
4.    Diagnosa IV
Kriteria hasil :
Klien tidak merasa selalu haus, mulut dan bibir lembab, sekresi keringat tidak banyak,intake output seimbang dan klien tidak muntah.
Rencana Keperawatan :
a.       Kaji keadaan umum klien (lemah, pucat, takikardi) serta tanda-tanda vital.
Rasional : Menetapkan data dasar klien, untuk mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan normalnya.
b.      Observasi adanya tanda-tanda syok.
Rasional : Agar dapat dilakukan tindakan untuk menangani syok yang dialami klien.
c.       Beri cairan intravena sesuai program dokter.
Rasional : Pemberian cairan intravena sangat penting bagi klien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan dengan keadaan umum yang jelek karena cairan langsung masuk ke pembuluhdarah (vaskuler). Pemberian sesuai dengan program dokter karena merupakan wewenang dokter.
d.      Anjurkan klien untuk banyak minum.
Rasional : Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.
e.       Kaji tanda dan gejala dehidrasi atau hipovolemik (riwayat muntah, diare, kehausan, turgor kulit)
Rasional : Untuk mengetahui penyebab defisit cairan tubuh. Jika keluaran urine < 25 ml/jam menunjukkan klien hipovolemik syok.
f.       Kaji perubahan keluaran urine (urine output < 25 ml/jam atau 600 ml/hari), monitor asupan keluaran.
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
5.    Diagnosa V
Kriteria hasil :
Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri, tidak ada keluhan, kekuatan ekstremitas pulih kembali dan keadaan umum baik.
Rencana keperawatan :
a.       Kaji keluhan klien.
Rasional : Untuk mengidentifikasi masalah-masalah klien.
b.      Kaji hal-hal yang mampu atau tidak mampu dilakukan oleh klien sehubungan dengan kelemahan fisiknya.
Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketergantungan klien dalam memenuhi kebutuhannya.
c.       Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sehari-hari sesuai tingkat keterbatasan klien seperti mandi, makan, eliminasi.
Rasional : Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh klien pada saat kondisinya lemah dan perawat mempunyai tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien tanpa membuat klien mengalami ketergantungan pada perawat.  
d.      Bantu klien untuk mandiri sesuai dengan perkembangan kemajuan fisiknya.
Rasional : Dengan melatih kemandirian klien maka klien tidak mengalami ketergantungan pada perawat.
e.       Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu dan meningkatkan kekuatan fisik klien.
Rasional : Klien termotivasi untuk kooperatif selama perawatan terutama terhadap tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan fisiknya seperti klien mau menghabiskan porsi makanannya. 
f.       Letakkan barang-barang ditempat yang mudah terjangkau oleh klien.
Rasional : Akan membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa orang lain.
g.      Siapkan bel didekat klien.
Rasional : Klien dapat segera meminta bantuan perawat saat membutuhkan.  
6.    Diagnosa VI
Kriteria Hasil :
Tidak keluar darah dari hidung dan gusi klien, rumpelleds tes (-), tidak terdapat ptekie pada kulit, thrombocyt > 100.000/mm3, waktu perdarahan > 6 menit, waktu pembekuan > 15 menit.
Rencana Keperawatan :
a.       Monitor tanda-tanda penurunan thrombocyt yang disertai tanda-tanda klinis.
Rasional : Penurunan jumlah thrombocyt merupakan tanda-tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang ada pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan nyata seperti epitaksis, ptekie, dan ;lain-lain. 
b.      Berikan penjelasan tentang pengaruh thrombositopenia pada klien.
Rasional : Agar klien atau keluarga mengetahui hal-hal yang mungkin terjadi pada klien dan dapat membantu mengantisipasi terjadinya perdarahan karena throbositopenia. 
c.       Monitor jumlah thrombocyt setiap hari.
Rasional : Dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami klien.
d.      Anjurkan klien untuk banyak istirahat
Rasional : Dapat mengurangi invasi virus dengue yang lebih luas sehingga tidak terjadi perdarahan lebih hebat (lanjut).
e.       Beri penjelasan pada klien atau keluarga untuk segera melaporkan jika ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut seperti hematemisis melena, epitaxis.
Rasional : Keterlibatan keluarga dengan segera melaporkan terjadinya perdarahan nyata akan membantu klien mendapatkan penanganan sedini mungkin.
f.       Antisipasi (mencegah) terjadinya perlukaan atau perdarahan seperti menggunakan sikat gigi lunak, memberikan tekanan 5-10 menit setiap kali selesai mengambil darah.
Rasional : Menghindari keadaan klien yang lebih berat atau parah.   
7.    Diagnosa VII
Kriteria Hasil :
Klien dapat tidur sesuai dengan kebutuhan. Klien tidak lesu dan tampak lebih segar dan klien tidak sering terjaga.
Rencana Keperawatan :
a.       Penyebab klien tidak bisa tidur.
Rasional : Dengan mengetahui penyebabnya dapat mengetahui tindakan keperawatan yang berfokus pada usaha untuk mengurangi factor pencetus.


b.      Ciptakan lingkungan yang tenang menjelang dan selama klien tidur.
Rasional : Dengan menciptakan suasana tenang dan nyaman dapat memberi waktu yang banyak untuk istirahat tidur.
c.       Atur posisi tidur nyaman sesuai keinginan klien.
Rasional : Dengan posisi yang nyaman maka fungsi pernafasan baik dan mudah beristirahat tidur.
d.      Motivasi klien untuk istirahat tidur pada saat tidak demam.
Rasional : Dengan memotivasi maka klien mengerti dan memanfaatkan waktu yang tepat untuk istirahat tidur.
e.       Kaji pola tidur setiap 24 jam.
Rasional : Mengkaji pola tidur dapat mengetahui jam klien tidur dalam 24 jam. 
8.    Diagnosa VIII
Kriteria Hasil :
Pengetahuan klien atau kelurga tentang penyakit dan proses pengobatan meningkat. Klien tidak tampak cemas dan murung.
Rencana Keperawatan :
a.       Kaji tingkat pengetahuan klien atau keluarga tentang penyakit DBD.
Rasional : Untuk memberikan informasi pada klien atau keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan tentang penyakit yang diketahui klien serta kebenaran informasi yang didapatkan sebelumnya.
b.      Kaji latar belakang pendidikan klien atau keluarga.
Rasional : Agar perawat dapat memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat pendidikan mereka sehingga penjelasan dapat dipahami dan tujuan yang direncanakan tercapai.
c.       Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan obat-obatan pada klien dengan bahasa yang mudah dimengerti atau dipahami.
Rasional : Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
d.      Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya bagi klien.
Rasional : Dengan mengtahui prosedur /tindakan yang akan dialami, klien akan lebih kooperatif dan kecemasan menurun. 
e.       Beri kesempatan pada klien atau keluarga untuk menanyakan hal-hal yang ingin diketahui sehubungan dengan penyakit yang dialami klien.
Rasional : Mengurangi kecemasan dan memotivasi klien untuk kooperatif selama masa perawatan atau penyembuhan. 
f.       Gunakan leaflet atau gambar-gambar dalam memberikan penjelasan (jika ada atau memungkinkan).
Rasional : Gambar-gambar atau media cetak seperti leflet dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan karena dapat dilihat atau dibaca berulang-ulang.   

 

E.  Perencanaan Pemulangan

·      Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktivitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak.

·      Jelaskan terapi yang diberikan, dosis; efek samping.
·      Menjelaskan gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala
·      Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan. 

F.   Evaluasi

Evaluasi didasarkan pada perencanaan.  



ASUHAN KEPERAWATAN 
ANAK DENGAN "DHF"
 





Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas sebagai nilai MID semester


 







Disusun oleh :
Kelompok  I
Dony zulbiram

Ika Puspadewi

Imam Ubaid Behri
Nihlah Putriani

Sidarsih

Siti Isroi Nirwani
Sumarni

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN

MATARAM

2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar