1.
Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti.
2.
Etiologi
Virus dengue sejenis arbovirus.
3.
Patofisiologi
·
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan
terbentuklah kompleks virus-antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
komplemen. Akibat aktivitasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida
yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai
factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan
plasma melalui endotel dinding itu.
·
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit
dan menurunnya factor koagulasi (promtrombin, factor V,VII, IX, X dan
fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama
perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
·
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya
hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara
akut.
·
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya
plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma
klien mengalami hypovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoreksia
jaringan, asidosis metabolic dan kematian.
Infeksi virus dengue
Kompleks virus-antibodi depresi sumsum
tulang
Aktivasi
komplemen perdarahan;
trombositopenia
Anti histamin dilepaskan
Permeabilitas
membran meningkat
Kebocoran
plasma
Hipovolemia
Renjatan
hipovolemi, hipotensi
4.
Manifestasi klinis
·
Demam tinggi selama 5 – 7 hari
·
Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit; ptechie,
ekhimosis, hematoma.
·
Epistaksis, hematemesis, melena, hematuri
·
Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
·
Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati.
·
Sakit kepala
·
Pembengkakan sekitar mata.
·
Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
·
Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan
dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik,
nadi cepat dan lemah).
5.
Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
·
Derajat I : demam disertai gejala klinis lain atau
perdarahan spontan, uji turniket positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
·
Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan di
kulit dan atau perdarahan lain.
·
Derajat III : Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan
lemah, hipotensi, kulit dingin, lembab, gelisah.
·
Derajat IV : Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan
darah tidak dapat diukur.
6.
Pemeriksaan Diagnostik
·
Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat
20% atau lebih), trombositopeni (100.000/mm3 atau kurang).
·
Serologi : uji HI (hemaaglutination inhibition test)
·
Rontgen thorax : efusi pleura.
7.
Penatalaksanaan Terapeutik
·
Minum banyak 1,5 – 2 liter/24 jam dengan air the, gula
atau susu.
·
Antipiretik jika terdapat demam.
·
Antikonvulsan jika terdapat kejang
·
Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien
mengalami kesulitan minum dan nilai hematokrit cenderung meningkat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DHF
(DENGUE
HAEMORRHAGIC FEVER)
A. Pengkajian
Data Dasar Klien
1.
Respirasi
Pada demam berdarah perlu dikaji pernafasan dangkal
yang terjadi pada renjatan (derajat IV) dan batuk pilek.
2.
Sirkulasi
Pada klien demam berdarah ditemukan nadi cepat dan
lemah, hipotensi, ekstremitas dingin, cianosis perifer yang dapat terjadi pada
renjatan (derajat III).
3.
Makanan dan cairan
Klien biasanya mengeluh tidak ada nafsu makan atau
anoreksia, mual dan muntah, haus, sakit pada saat menelan, hiperemi pada
tenggorokan, BB menurun.
4.
Kebutuhan eliminasi
Pada klien dengan DBD sering mengalami perubahan
dalam BAB seperti konstipasi (sembelit dan kadang timbul diare, melena dalam
kencing ada darah/ hematuri).
5.
Aktivitas/istirahat
Pada klien dengan demam berdarah didapatkan
gangguan dalam aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, ADL dibantu, tidak
bisa tidur karena ketidakmampuan klien beradaptasi dengan panas badan yang
tinggi, perasaan mudah lelah, bedrest, badan lemas, sering terjaga.
6.
Nyeri/kenyamanan
Klien biasanya nyeri pada ulu hati, otot dan sendi
serta pegal-pegal pada seluruh tubuh, nyeri kepala dan nyeri pada epigastrik.
7.
Neurosensori
Perubahan dalam penglihatan seperti foto fobia dan
lakrimasi, pusing, nyeri atau sakit kepala dan otot-otot sekitar mata sakit.
8.
Keamanan
Pada kasus demam berdarah tidak terdapat
pemeriksaan kemoterapi untuk therapy penyakit kronis seperti kanker.
9.
Integritas ego
Pada klien DBD biasanya akan mengalami ketakutan,
kegelisahan, cemas dan murung.
B. Diagnosa
Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan peningkatan metabolisme tubuh akibat infeksi virus dengue.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses inflamasi
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake nutrisi kurang
4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan akibat metabolisme tubuh meningkat.
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan adl berhubungan dengan kelemahan
6. Potensi terjadinya perdarahan lebih lanjut berhubungan penurunan factor pembekuan darah thrombocyt akibat virus dengue.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhna istirahat tidur berhubungan dengan adanya stimulus demam tinggi
8. Gangguan rasa aman berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan informasi
C. Perencanaan
1. Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya kebutuhan cairan.
2. Anak menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat.
3. Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat.
4. Keluarga menunjukkan koping yang adaptif.
5.
Anak menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas
normal.
D. Rencana
Keperawatan/Intervensi
1.
Diagnosa I
Kriteria hasil :
Suhu tubuh normal (36-37,50C), respirasi
(16-24 kali/menit), nadi normal (80-100 kali/menit), klien tidak gelisah dan
thrombocyt > 100.000/mm3.
Rencana
keperawatan :
a.
Kaji saat timbulnya demam
Rasional
: Untuk mengidentifikasi pola demam klien.
b.
Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi,
pernafasan setiap 3 jam atau lebih sering.
Rasional : Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum klien.
c.
Beri penjelasan tentang penyebab demam atau
peningkatan suhu tubuh.
Rasional : Penjelasan tentang kondisi yang dialami
klien dapat membantu klien atau keluarga mengurangi kecemasan yang timbul.
d.
Beri penjelasan pada klien atau keluarga tentang
hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien atau
keluarga untuk kooperatif.
Rasional : Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di Rumah Sakit.
e.
Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan
akibatnya jika hal tersebut tidak dilakukan.
Rasional
: Penjelasan yang diberikan pada klien atau keluarga akan memotivasi klien
untuk kooperatif.
f.
Anjurkan klien untuk banyak minum ± 2,5 liter/24 jam dan
jelaskan manfaatnya bagi klien.
Rasional
: Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
g.
Beri kompres hangat (pada axial dan lipatan paha)
Rasional : Pemberian kompres hangat diharapkan terjadi vasodilatasi dari pembuluh darah sehingga proses pelepasan panas dari tubuh akan menjadi lebih cepat.
h.
Catat asupan dan keluaran
Rasional
: Untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan cairan tubuh.
i.
Kolaborasi pemberian therapy cairan intervensi dan
obat-obatan.
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi klien
dengan suhu tinggi. Pemberian cairan merupakan wewenang dokter sehingga perawat
perlu kolaborasi dalam hal ini.
2.
Daignosa II
Kriteria Hasil :
Rencana keperawatan :
a.
Kaji tingkat nyeri yang dialami klien dengan memberi
rentang nyeri (0-5) biarkan klien menentukan tingkat nyeri yang dialaminya,
tetapkan tipe nyeri yang dialami klien, respon klien terhadap nyeri yang
dialaminya.
Rasional : Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang
dialami klien. Reaksi klien terhadap nyeri dapat dipengaruhi oleh berbagai
factor dan dengan mengetahui factor-faktor tersebut maka perawat dapat
menentukan intervensi dengan masalah klien.
b.
Beri posisi yang nyaman usahakan situasi ruangan yang
tenang.
Rasional : Respon individu terhadap nyeri sangat
berbeda atau bervariasi sehingga perawat perlu mengkaji lebih lanjut untuk
menghindari kesalahan persepsi terhadap kondisi yang dialami klien.
c.
Anjurkan klien untuk membaca buku, mendengar musik,
monitor TV (mengalihkan perhatian).
Rasional : Dengan melakukan aktivitas lain, klien
dapat sedikit melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang dialami.
d.
Beri kesempatan klien berkomunikasi dengan
teman-temannya.
Rasional
: Berhubungan dengan orang-orang terdekat atau teman membuat klien gembira atau
bahagia dan dapat mengalihkan perhatiannya terhadap nyeri.
e.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan
analgetik.
Rasional
: Obat-obatan analgetik dapat membantu atau mengurangi nyeri klien perlu adanya
kolaborasi dengan dokter karena pemberian obat merupakan wewenang dokter.
3.
Diagnosa III
Kriteria Hasil :
Klien tidak muntah dan mual, klien mampu
menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan, nafsu
makan klien meningkat, klien tidak mengeluh nyeri pada epigastrium dan berat
badan meningkat.
Rencana
keperawatan :
a.
Kaji keluhan mual, sakit menelan dan muntah yang
dialami klien.
Rasional : Untuk menetapkan cara mengatasinya.
b.
Kaji cara atau bagaimana makanan dihidangkan.
Rasional : Cara menghidangkan makanan dapat
mempengaruhi nafsu makan klien.
c.
Beri makanan yang mudah ditelan seperti bubur tim dan
dihidangkan saat masih hangat.
Rasional : Membantu mengurangi kelelahan klien dan
meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.
d.
Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
Rasional : Untuk menghindari distensi lambung sehingga
dapat mencegah merangsang mual dan muntah.
e.
Jelaskan manfaat makanan atau nutrisi bagi klien
terutama saat klien sakit
Rasional : Meningkatkan pengetahuan klien tentang
nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.
f.
Beri umpan balik positif saat klien mau berusaha
menghabiskan makanan.
Rasional : Memotivasi dan meningkatkan semangat
klien.
g.
Catat jumlah atau porsi makanan yang dihabiskan oleh
klien setiap hari.
Rasional : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi.
h.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian nutrisi
parenteral.
Rasional : Nutrisi parenteral sangat bermanfaat atau
dibutuhkan klien karena terutama jika intake peroral sangat kurang, jenis dan
jumlah pemberian nutrisi parenteral merupakan wewenang dokter.
i.
Berikan obat-obatan antasida (anti emetik) membantu
mengurangi rasa mual dan muntah. Dengan pemberian obat tersebut diharapkan
untuk nutrisi klien meningkat.
Rasional : -
j.
Ukur berat badan klien setiap hari (bila mungkin)
Rasional : Untuk mengetahui status gizi klien.
4.
Diagnosa IV
Kriteria hasil :
Klien tidak merasa selalu haus, mulut dan bibir
lembab, sekresi keringat tidak banyak,intake output seimbang dan klien tidak
muntah.
Rencana
Keperawatan :
a.
Kaji keadaan umum klien (lemah, pucat, takikardi)
serta tanda-tanda vital.
Rasional : Menetapkan data dasar klien, untuk
mengetahui dengan cepat penyimpangan dari keadaan normalnya.
b.
Observasi adanya tanda-tanda syok.
Rasional : Agar dapat dilakukan tindakan untuk
menangani syok yang dialami klien.
c.
Beri cairan intravena sesuai program dokter.
Rasional
: Pemberian cairan intravena sangat penting bagi klien yang mengalami gangguan
keseimbangan cairan dengan keadaan umum yang jelek karena cairan langsung masuk
ke pembuluhdarah (vaskuler). Pemberian sesuai dengan program dokter karena
merupakan wewenang dokter.
d.
Anjurkan klien untuk banyak minum.
Rasional
: Asupan cairan sangat diperlukan untuk menambah volume cairan tubuh.
e.
Kaji tanda dan gejala dehidrasi atau hipovolemik
(riwayat muntah, diare, kehausan, turgor kulit)
Rasional
: Untuk mengetahui penyebab defisit cairan tubuh. Jika keluaran urine < 25
ml/jam menunjukkan klien hipovolemik syok.
f.
Kaji perubahan keluaran urine (urine output < 25
ml/jam atau 600 ml/hari), monitor asupan keluaran.
Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
5.
Diagnosa V
Kriteria hasil :
Klien
dapat melakukan aktivitas secara mandiri, tidak ada keluhan, kekuatan
ekstremitas pulih kembali dan keadaan umum baik.
Rencana
keperawatan :
a.
Kaji keluhan klien.
Rasional : Untuk mengidentifikasi masalah-masalah
klien.
b.
Kaji hal-hal yang mampu atau tidak mampu dilakukan
oleh klien sehubungan dengan kelemahan fisiknya.
Rasional : Untuk mengetahui tingkat ketergantungan
klien dalam memenuhi kebutuhannya.
c.
Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya
sehari-hari sesuai tingkat keterbatasan klien seperti mandi, makan, eliminasi.
Rasional : Pemberian bantuan sangat diperlukan oleh
klien pada saat kondisinya lemah dan perawat mempunyai tanggung jawab dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien tanpa membuat klien mengalami
ketergantungan pada perawat.
d.
Bantu klien untuk mandiri sesuai dengan perkembangan
kemajuan fisiknya.
Rasional : Dengan melatih kemandirian klien maka klien
tidak mengalami ketergantungan pada perawat.
e.
Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu
dan meningkatkan kekuatan fisik klien.
Rasional : Klien termotivasi untuk kooperatif selama
perawatan terutama terhadap tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan fisiknya
seperti klien mau menghabiskan porsi makanannya.
f.
Letakkan barang-barang ditempat yang mudah terjangkau
oleh klien.
Rasional : Akan membantu klien untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri tanpa orang lain.
g.
Siapkan bel didekat klien.
Rasional : Klien dapat segera meminta bantuan
perawat saat membutuhkan.
6.
Diagnosa VI
Kriteria Hasil :
Tidak
keluar darah dari hidung dan gusi klien, rumpelleds tes (-), tidak terdapat
ptekie pada kulit, thrombocyt > 100.000/mm3, waktu perdarahan
> 6 menit, waktu pembekuan > 15 menit.
Rencana
Keperawatan :
a.
Monitor tanda-tanda penurunan thrombocyt yang disertai
tanda-tanda klinis.
Rasional : Penurunan jumlah thrombocyt merupakan
tanda-tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang ada pada tahap tertentu dapat
menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan nyata seperti epitaksis,
ptekie, dan ;lain-lain.
b.
Berikan penjelasan tentang pengaruh thrombositopenia
pada klien.
Rasional : Agar klien atau keluarga mengetahui hal-hal
yang mungkin terjadi pada klien dan dapat membantu mengantisipasi terjadinya
perdarahan karena throbositopenia.
c.
Monitor jumlah thrombocyt setiap hari.
Rasional : Dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh
darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami klien.
d.
Anjurkan klien untuk banyak istirahat
Rasional : Dapat mengurangi invasi virus dengue yang
lebih luas sehingga tidak terjadi perdarahan lebih hebat (lanjut).
e.
Beri penjelasan pada klien atau keluarga untuk segera
melaporkan jika ada tanda-tanda perdarahan lebih lanjut seperti hematemisis
melena, epitaxis.
Rasional : Keterlibatan keluarga dengan segera
melaporkan terjadinya perdarahan nyata akan membantu klien mendapatkan
penanganan sedini mungkin.
f.
Antisipasi (mencegah) terjadinya perlukaan atau
perdarahan seperti menggunakan sikat gigi lunak, memberikan tekanan 5-10 menit
setiap kali selesai mengambil darah.
Rasional : Menghindari keadaan klien yang lebih
berat atau parah.
7.
Diagnosa VII
Kriteria Hasil :
Klien
dapat tidur sesuai dengan kebutuhan. Klien tidak lesu dan tampak lebih segar
dan klien tidak sering terjaga.
Rencana
Keperawatan :
a.
Penyebab klien tidak bisa tidur.
Rasional : Dengan mengetahui penyebabnya dapat
mengetahui tindakan keperawatan yang berfokus pada usaha untuk mengurangi
factor pencetus.
b.
Ciptakan lingkungan yang tenang menjelang dan selama
klien tidur.
Rasional : Dengan menciptakan suasana tenang dan
nyaman dapat memberi waktu yang banyak untuk istirahat tidur.
c.
Atur posisi tidur nyaman sesuai keinginan klien.
Rasional : Dengan posisi yang nyaman maka fungsi
pernafasan baik dan mudah beristirahat tidur.
d.
Motivasi klien untuk istirahat tidur pada saat tidak
demam.
Rasional : Dengan memotivasi maka klien mengerti dan
memanfaatkan waktu yang tepat untuk istirahat tidur.
e.
Kaji pola tidur setiap 24 jam.
Rasional : Mengkaji pola tidur dapat mengetahui jam
klien tidur dalam 24 jam.
8.
Diagnosa VIII
Kriteria Hasil :
Pengetahuan
klien atau kelurga tentang penyakit dan proses pengobatan meningkat. Klien
tidak tampak cemas dan murung.
Rencana
Keperawatan :
a.
Kaji tingkat pengetahuan klien atau keluarga tentang
penyakit DBD.
Rasional : Untuk memberikan informasi pada klien atau
keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan
tentang penyakit yang diketahui klien serta kebenaran informasi yang didapatkan
sebelumnya.
b.
Kaji latar belakang pendidikan klien atau keluarga.
Rasional
: Agar perawat dapat memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat pendidikan
mereka sehingga penjelasan dapat dipahami dan tujuan yang direncanakan
tercapai.
c.
Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
obat-obatan pada klien dengan bahasa yang mudah dimengerti atau dipahami.
Rasional : Agar informasi dapat diterima dengan mudah
dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
d.
Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan
manfaatnya bagi klien.
Rasional : Dengan mengtahui prosedur /tindakan yang
akan dialami, klien akan lebih kooperatif dan kecemasan menurun.
e.
Beri kesempatan pada klien atau keluarga untuk
menanyakan hal-hal yang ingin diketahui sehubungan dengan penyakit yang dialami
klien.
Rasional : Mengurangi kecemasan dan memotivasi klien
untuk kooperatif selama masa perawatan atau penyembuhan.
f.
Gunakan leaflet atau gambar-gambar dalam memberikan
penjelasan (jika ada atau memungkinkan).
Rasional : Gambar-gambar atau media cetak seperti leflet
dapat membantu mengingat penjelasan yang telah diberikan karena dapat dilihat
atau dibaca berulang-ulang.
E. Perencanaan
Pemulangan
· Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktivitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak.
·
Jelaskan terapi yang diberikan, dosis; efek samping.
·
Menjelaskan gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal
yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala
·
Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang
ditentukan.
F. Evaluasi
Evaluasi didasarkan pada perencanaan.
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas sebagai nilai MID semester
Disusun
oleh :
Kelompok
I
Dony zulbiram
Ika Puspadewi
Imam Ubaid Behri
Nihlah Putriani
Sidarsih
Siti Isroi Nirwani
Sumarni
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK
KESEHATAN MATARAM
JURUSAN
KEPERAWATAN
MATARAM
2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar