Pages

Kamis, 05 Januari 2012

spi

BAB III
PRIODE AL, KHULAFAH ARROSYIDUN 632-661 M
Klufah arrasyidun merupakan pemimpin ilslam di kalangan sahabat setelah nabi Muhammad SAW wafat. Mereka merupakan pemimpin yang dipilih langsung oleh para sahabat dan barang siapa yang dipilih, maka para sahabat member bai’at yaitu sumpah setia dalam menjalankan kepemimpinan yang berdasarkan syariat islam. Dalam pemilihan khallifah terdapat dua cara yaitu pertama musyawarah oleh beberapa sahabat nabi, kadua berdarkan penunjukan khalifah sebelumnya.
A.      Khalifah Abu Bakar Assidiq

Setelah wafatnya Nabi SAW, mulailah periode alkhulafah Arrosidun atau fase baru, pada saat itu terjadi perbedaan pendapat antara kaum ansar dan kaum muhajurun kaum ansar beranggapan bahwa orsng ansarlah yang banyak menolong nabi dan kaum muhajirin saat hijrah ke madinah, sedangkan kaum muhajirin beranggapan, bahwa merekalah yang paling kuat atau memangku jabatan kehalifahan, sebab pengorbanan mereka besar sekali, dimana mereka tinggal sanak keluarga dan tanah tumpah darah(mekah). Mendengar kabar tersebut abu bakar meninggalkan rumah menuju balal taskifah yaitu tempat terjadinya perdebatan tersebut. Disana abu baka berpidato, agar masing masing pihak utamakan tentang islam yang baru lahhir yang ditinggal nabi, jangan bercerai berai. Dari pidato tersebut, muncul pemikiran baru bhawwa dalam dua orang kepala Negara dalam satu Negara(ansar dan muhajirin). Maka dengan argument abu bakar tersebut, (berdasarkan hadis nabi) maka gugurlah tentang calon khalifah dari kalangan mereka. Karena adanya serat dalam khalifah yaitu senioriter dan keunggulan suku kurais atas suku-suku lain zaman para nabi dan syarat utamanya adalah berumur 40 tahun, maka umar berdiri dan menunjukkan abu bakar menjadi khalifah karena ia merupakan senioritas dan berasal dari dari qurasy. Jadi gugurlah gosip tentang Ali sebagai kholipah karna blum mencapai senioritas.
Pada saat kepemimpinan khalifah Abu bakar berbagai kendala bergejolak muncul dan bverkembang atau berlanjutnya dari sebelumnya pertama masalah peran atau disini cara Abu bakar menanggulanginya adalah dengan cara meneruskan bagaimana cara nabi(sunah) yaitu dengan mengirim usamah ke syam atau menghadapi Byzantium sdan disini sekaligus membahas kematian ayahnya yaitu zaid di medan perang sebelumnya. Kedua masalah menghadiapi musuh –musuh luar terutama dua suku powr (Byzantium dan sasania) ketiga penolakan pembayaran pajak dan zakat, hal ini terjadi karena mereka beranggapan bahwa pemerintahan (nabi) telah wafat maka pengiriman zakat kepada kepala Negara tidak perlu lagi, kemunculan nabi palsu juga merupan salah satu hal yang menjadi kendala, dalam menghadapi kendala tersebut Abu bakar menghadapi mereka dengan tegas dan lugas ,hanya member dua alternative kepada mereka, tunduk kepada syarat, atau diperangi dengan mengirim tentara, karena dalam hal ini pasukan islam menang atas musuh masih islam yang keluar dari barisan islam (perang ridah).


B.      Umar ibn hatab

Pada saat abu bakar menjelang wafat, abu bakar menunjukkan umar ibnu khatab sebagai penggantinya. Dalam pemerintahan umar, walaupun islam tersebar luas masalah mempertahankan ajaran islam masih dipertahankan dan dijalankan. Hal ini terlihat pada saat umar melanjutkan kebijaka perang dalam menghadapi sasania maupun bizantium baik timur, utara, barat. Dalam memperjuangkan islam, khalifah umar ibn khatab menekankan pada spirit atau semangat dakwah islam daripada hak atau menaklukkan harta rampasan perang. Masyarakat yang ditemukan pasukan islam merasa ditolong karena, masyarakat merasa ditekan oleh kekuasaan bizantium dan sasania. Dan terdapat pula ajaran yang aneh (mazdaisme). Dalam pemerintahan umar, selama 10 tahun pemerintahan, terdapat berbagai peraturan yang diterapkan. Yaitu tgerdapat penanaman sikap nasionalisme dan yang paling utama adalah tidak ada kepercayaan selain ajaran islam. Selain itu terdapat pula berbagai uasaha dalam pemerintahan umar yaitu pembentukan 8 departemen dan membagi daerah kekuasan islam menjadi 8 provinsi, setiap provinsi dikepalai oleh wali, serta terdapat kepala distik(amil). Masalah kebijakan juga bagian dari keberhasilan umaar dalam memperjuangkan islam, yaitu: kebijakan ekonomi. Pada ahir kepemimpinannya, umar dibunuh oleh abu lu’lu karena adanya pemecatan umar dikarenakan pula adanya penghianatan. Menjelang wafat, umar dalam menentukan penggenatinya, beliau melakukan sitem poting suara dari masyarakar dan ahirnya terpilihlah usman ibnu affan.


C.      Khalifah usman bin affan

Usman merupakan sahabat nabi yang sangat populis, yaitu yang sahabat yang banyak membantu dan berkorban dalam penegakan ajaran islam. Usman juga salah satu sahabat terdekat nabi, beliau menjadi penulis wahyu(sekretaris) berjuang dalam perang , ikut hijrah, pembangunan masjid serta ikut dalam perjanjian hudaibiyah. Dalam pemerintahan usman dibagi menjadi dua periode pertama periode kemajuan: pemerintahan usma membawa kemajuan luar biasa berkat jasa para panglima yang ahli dan berkualitas, dimana peta islam sangat luas dan bendera islam berkibar dari perbatasan, bahkan brhasilmembantu armada laut dengan kapalnya yang kokoh dan menghalau serangan. Namun periode kedua kekuasaanya identik dngan kemunduran dengan tuduhan yang mengakibatkan kehancuraan sampai terbunuh ditengah para pembangkang. Pada pemerintahan usman, tuduhan nepotisme sangat bergejolak, karena kepala Negara sebagian besar dipegang oleh keluarganya dan memang mengalami keruntuhan. Dalam keruntuhan tersebt , maka salah satu factor terbunuhnya usman karena tuduhan nepotism tersebut. Setelah terbukti mereka salah menuduh usman dalam nepotisme. Karena walaupun kepala Negara sebagian besar keluarganya, namun usman tetap menerapkan hukuman kepada keluarganya yang salah dalam memimpin. Factor lain pembunuhan usman adalah usia. Setelah wafatnya usman, maka pemerintahan kepala Negara semena mena dalam urusan ekonomi dan pada ahirnya tebukti bahwa usman bukan orang yang nepotisme.


D.      Ali ibn abi talib

Pada masa khalifah ali, terjadi pemecatan kepala pemerintahan sebelumnya karena terjadinya nepotisme dan alasan lain juga karena karena jerjadinya pembunuhan pada usman. pada masa ini diketahui pemberontakan yaitu aisyah yang tidak mencegah bahkan menbantu pemberontakan atau pembunuhan usman, dan menetang ali di bazrah karena terdapat dugaan bahwa dia telah melukai mehormatannya saat sendirian di belakang barisan rombongan nabi. Disini juga terjadi perang jamal dan aisyah kalah, dan ali dengan hormat memulangkan aisyah ke madinah. Periode khalifah ali ini, sebagian kaumnya keluar ke kaum khawarij karena factor ekonomi dan agama. Dan pada golongan ini terdapat ajaran yg apabila orang tidak solat maka di bunuh dan orang yg tidak tobat dalam sakaratul maut maka masuk neraka. Golongan keras dan tegas. Pada perkembangan berikutnya golongan ini banyak hura-hura dandan membuat kacau dan golongan syi’ah kuat dalam memperatahankan ali sehingga mendudukkan ali sebagai khalifah dan tidak mengakui khalifah yang sebelumnya. Setelah ali wafat maka muawiah yang menang dalam perang. Oran g-orang kufah mengakui hsan ibn

1 komentar:

  1. menurut saya, masih banyak hal yang harus kita kritisi dari masing2 khalifah tersebt.

    BalasHapus