PROPOSAL
PERBEDAAN SANITASI RUMAH PENDERITA TB PARU DENGAN
SANITASI RUMAH NON PENDERITA TB PARU - di – WILAYAH KERJA PUSKESMAS SETELUK KABUPATEN SUMBAWA BARAT.
O
L
E
H
L
E
H
AHMAD RIVAI
NIM : 311.04.050
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
MATARAM
BAB IUNIVERSITAS NUSA TENGGARA BARAT
MATARAM
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG • Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa, upaya Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan melalui beberapa program : diantaranya kesehatan lingkungan.
• Program Kesehatan Lingkungan ditujukan pada perbaikan mutu lingkungan hidup menuju derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
• Tujuan Pembangunan Kesehatan seperti yang tercantum dalam pemikiran dasar Sistem Kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum dan merupakan bagian dari tujuan nasional.
• Beberapa faktor yang perlu diperhartikan antara lain :
- Kependudukan
- Perilaku penduduk terhadap kesehatan
- Lingkungan
- Kesepakatan kebijaksanaan
• Menurut HL BLOOM (1974) derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor :
- Lingkungan
- Perilaku
- Pelayanan kesehatan
- Keturunan
• Lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap status kesehatan seseorang adalah perumahan.
• Definisi perumahan menurut WHO adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya sebagai tempat berlindung :
- Fasilitas dan pelayanan yang diperlukan
- Perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani
- Keadaan sosialnya yang baik untuk keluarga dan individu
• Aspek kesehatan rumah meliputi terpenuhinya kebutuhan fisiologis dan psikologis, mencegah timbulnya penyakit serta mencegah terjadinya kecelakaan.
• Untuk memperoleh perumahan yang sehat ditentukan oleh terpenuhinya sanitasi perumahan sepeti :
• Sanitasi perumahan erat kaitannya dengan angka kesehatan penyakit menular apabila kondisi perumahannya tidak sehat.
Salah satu penyakit menular yang bisa timbul adalah : Penyakit Tuberculosis Paru (TBC Paru) sedangkan data mengenai kondisi perumahan yang dapat mendorong timbulnya penyakit tersebut (TBC Paru) saat ini belum ada. Karena belum pernah dilakukan penelitian yang khusus tentang keterkaitan kondisi sanitasi perumahan terhadap timbulnya penyakit TBC.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
• Penyakit TB Paru masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia khususnya NTB. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan kematian penderita oleh penyakit TB Paru.
• Hasil survei prevalensi penyakit TB Paru Propinsi NTB tahun 1991 sebesar 7,14 per seribu penduduk lebih besar dari prevalensi nasional 1,3 per seribu penduduk.
• Kondisi perumahan penduduk di wilayah Puskesmas Seteluk tahun 2003 yaitu : - kondisi rumah sehat 24,9 %
- kondisi rumah tidak sehat 75,1 %
• Kegiatan kuratif dalam bentuk pemberian obat TB Paru (OAT) pada penderita membutuhkan biaya yang besar.
• Pencegahan penyakit TB Paru akan berhasil baik bila dapat diciptakan kondisi sanitasi perumahan yang baik terutama menyangkut :
- Ventilasi
- Kepadatan penghuni
- Kelembaban
- Pencahayaan alami dalam rumah
C. PERUMUSAN MASALAH
• Dari identifikasi masalah tersebut dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
“ Apakah terdapat perbedaan kejadian penyakit TB Paru menurut keadaan sanitasi perumahan. Rumah penderita TB Paru dengan rumah non penderita TB Paru “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar