Pages

Senin, 03 Oktober 2011

HEPATITIS


  1. BAB I  KONSEP DASAR
    PENGERTIAN
Hepatitis adalah keadaan radang / cedera / inflamasi yang disertai nekrosis sel hati yang menyebabkan disfungsi sel hati

  1. ETIOLOGI
  1. Infeksi virus : virus hepatitis A, B, C, D, dan E
  2. Zat kimia tertentu yang memiliki efek toksik ; alcohol, karbon tetraklorida, fosfor, kloroform dan senyawa emas.
  3. Obat-obatan : isoniasid, halotan , antibiotic tertentu, asetaminofen, dan obat-obat anasthesi
  4. Bakteri dan Parasit
Dari segi epidemiologi hepatitis virus merupakan masalah yang cukup besar untuk kesehatan masyarakat. Angka mortalitas dan angka mordibitas yang masih menjadi masalah kesehatan pada umumnya. Hepatitis yang paling sering adalah virus hepatitis A dan B.


C. ANATOMI FISIOLOGI
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh,dapat dianggap sebagai pabrik kimia yang membuat, menyimpan, mengubah, dan mengekskresikan sejumlah besar substansi yang terlibat dalam metabolisme tubuh. Hati menerima darah yang kaya nutrient lansung dari traktus gastrointestinal; kemudian hati akan menyimpan atau mentransformasikan semua nutrient ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan dibagian lain tubuhuntuk keperluan metabolik. Hati merupakan organ penting, khususnya dalam pengaturan metabolisme gluksa dan protein. Hati membuat dan mensekresikan empedu yang memegang peranan utama dalam proses pencernaan serta penyerapan lemak.
Hati terletak dibelakang tulang iga dalam rongga abdomen daerah kanan atas, berat + 1500 g, dan dibagi menjadi empat lobus, yang terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membagi masa hati menjadi unit unit terkecil, lobulus.
Sirkulasi darah dari dalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan fungsi hati. Darah yang mngalir kehati berasal dari dua sumber, 75% suplai darah datang dari vena porta yang mengalirkan darah kaya akan nutrient dari traktus gastrointestinal, sisanya arteri hepatica membawa darah yang kaya oksigen. Sedangkan darah yang keluar dari hati yaitu vena hepatica yang mengembalikan darah ke v. kava inferior.
Fungsi hati :
  • metabolisme glukosa.
  • metabolisme protein
  • metabolisme lemak

  • penyimpanan vitamin dan zat besi
  • metabolisme beberapa obat tertentu
  • pembentukan / sekresi empedu
  • pembentukan ureum
  • membentuk dan menghancurkan sel darah merah.
  • Membuat protein plasma
  • Membersihkan bilirubin dalam darah
  • Menghasilkan protrombin dan fibrinogen pembekuan darah
  • Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk ekskresi kedalam empedu dan urin.
D. PATOFISILOGI
Kerusakan pada sel-sel parenkim hati mengakibatkan disfungsi hati, bisa bersifat akut atau kronis. Proses perjalanan penyakit yang berkembang menjadi disfungsi hepatoseluler dapat disebabkan oleh penyebab yang menular (Virus), toksin dan obat-obatan. Penyebab kerusakan parenkim yang paling sering ditemukan adalah Malnutrisi, khususnya pada alkoholisme.
Virus hepatitis masuk kedalam tubuh melalui fekal, oral dan parentral mengikuti peredaran darah sampai kedalam sel hati. Dan bersarang disana. Bila system imunitas tubuh kita normal, akan terjadi mekanisme untuk menekan virus, bila terdapat reaksi imunologi yang rendah, virus akan dapat berkembang sehingga mengakibatkan fungsi hati terganggu.

E. TANDA DAN GEJALA
1. Dapat tejadi dengan atau tanpa gejala, menyerupai flu yakni febris, sakit kepala,
malaise, anoreksia, mual sampai muntah
    1. Ikterus pada sclera dan kulit peningkatan konsentrasi bilirubin dalam darah dan urin.
    2. Nyeri tekan perut kanan atas.
    3. Urine berwarna lebih gelap
    4. Hipertensi portal gangguan sirkulasi dalam hati, menyebabkan bendungan pada pembuluh darah yang menuju ke hati varises esophagus, lambung, dan haemoroid, bila rupture menyebabkan hematemisis dan melena.
    5. Ascites, penumpukan cairan pada rongga abdomen
    6. Edema ekstremitas

F. PEMERIKSAAN
1. Palpasi hati pembesaran hati
2. Lab : Tes fungsi hati
- Fungsi hati umumnya diukur dengan pemeriksaan aktifitas enzim serum
SGPT & SGOT meningkat
  • bilirubin dalam darah meningkat
  • bilirubin urin ( + )
  • nilai normal SGPT 5,0 – 40 i.u./ l
  • SGOT 10 – 35 i.u./ l
  • bilirubin ( total ) 0,3 – 1 mg/dl
  1. Ultrsnografi, pemindai CT ( Computed tomografi ) dan MRI ( Magnetic resonance
imaging ) untu mengidentifikasi struktur normal dan abnormalitas hati
4. Laparoskopi
5. Biopsi hati

G. PENATALAKSANAAN
1. Pasien di isolasi.
mencegah penularan, alat makan minum, alat tenun sendiri.
2. Istirahat
Tirah baring selama fase akut sampai hiangnya gejala.
3. Diet
rendah lemak untuk mengurangi kerja hepar
rendah garam untuk mengurangi penimbunan cairan (ascites)
bila masih mual, makan sedikit2 tapi sering
  1. Terapi & tindakan medik
  • spironolakton
  • multivitamin hepato regular
  • forosemid ascites
  • propanolol HT portal
  • anti biotic
  • terapi kausa anti virus interferon
  • paracentesis mengeluarkan cairan ascites
  1. Pencegahan
  • Imunisasi
  • Memperhatikan prinsip2 PI













BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
  1. PENGKAJIAN
  • Biodata
  • Keluhan utama :
nyeri perut kanan atas anoreksia, mual, muntah, demam, lemah letih lesu ,
  • Riwayat penyakit sekarang
  • Riwayat penyakit terdahulu
  • Riwayat kesehatan
  • imunisasi HB
  • riwayat kontak dengan bahan hepatotoksik dan konsumsi obat-obatan
  • alkohoholisme
  • riwayat mendapatkan tindakan infasif : transfuse dan injeksi
- Pola aktifitas
* Istirahat / tidur
* Kebiasaan Olah raga
* Aktifitas sehari-hari
Pola aktifitas dapat sebagai data untuk perawatan dirumah sakit dan penyuluhan bila
pasien pulang.
  • Data psikososial
Persepsi pasien terhadap penyakitnya, emosional, adaptasi diri pasien terhadap penyakitnyadan.
  • Pemeriksaan fisik
  • tanda vital : suhu, nadi, pernfasan dan tekanan darah
  • BB menurun
  • Nyeri tekan perut kanan atas
  • Pembesaran hepar
  • Ikterus : sclera & kulit
  • Pemeriksaan penunjang
  • peningkatan bilirubin darah
  • bilirubin urine ( + )
  • SGOT & SGPT meningkat
  1. DIGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang biasanya ditemukan adalah
  1. Nyeri berhubungan dengan adanya inflamasi hepar dn ascites
  2. Perubahan suhu tubuh, hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
  3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan distensi abdomen dan anoreksia
  4. Gangguan integrits kulit berhubungan dengan ikterus dan udema
  5. Potensial perdarahan berhubungan dengan adanya disfungsi hepar

  1. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
DX. 1
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi nyeri berkurang
Intervensi
Rasional
Hasil yang diharapkan
    1. kaji tingkat rasa nyeri pasien
    2. pertahankan tirah baring ketika px mengalami gangguan rasa nyaman
    3. berikan kompres hangat pada daerah nyeri.
    4. kurangi asupan natrium
    5. kolaborasi dokter pemberian analgesic,diuretic & tindakan medik
  1. memberikan data dasar untuk keberhasilan tindakan
  2. mengurangi kebutuhan metabolic dan melindungi hati
  3. memperlancar sirkulasi darah
  4. mengurangi penimbunan cairan
  5. mengurangi nyeri
  • pengurangan rasa nyeri hingga nyeri tida terasa
  • mempertahankan tirah baring mengurangi aktifitas ketika nyeri
  • mengikuti diet yang dianjurkan
  • pengurangan lingkar perut
DX. 2
Tujuan suhu tubuh normal 36 – 37,5 c
Intervensi
Rasional
Hasil yang diharapkan
  1. obs. Tanda vital secara teratur
  2. anjurkan minum yang cukup
  3. berikan kompres hangat
  4. pertahankan tirah baring bila suhu naik
  5. kolaborasi dokter pemberian terapi
  1. memberikan data dasar dan keberhasilan intervensi
  2. memperbaiki kehilangan cairan akibat perspirasi dan febris
  3. menurunkan panas melalui proses konduksi
  4. mengurangi laju metabolic
  5. mengurangi suhu tubuh
  • pengurangan suhu tubuh hingga suhu normal
  • asupan cairan yang adekuat








DX. 3
Tujuan : perbaikan nutrisi
Intevensi
Rasional
Hasil yang diharapkan
  1. Kaji asupan nutrisi dan status nutrisi lewat riwayat diet, pengukuran BB setiap hari, pemeriksaan Lab. Dan antropometri.
  2. kolaborasi gizi pemberian diet ( tinggi KH,protein cukup )
  3. Bantu pasien mengenali jenis makanan2 rendah natrium
  4. tinggikan bagian kepala tempat tidur selama px makan
  5. pelihara hygiene oral sblm makan dan berikan suasana yang menyenangkan pada waktu makan
  1. mengidentifikasi deficit dalam supan nutrisi dan kecukupan status nutrisi
  2. memberikan kalori untuk energi, memepertahankan protein untuk kesembuhan
  3. mengurangi udema dan pembentukan ascites
  4. mengurangi rasa tidak enak akibat distensi abdomen dan mengurangi perasaan penuh karena tekanan isi perut sera ascites pada lambung
  5. meningkatkan suasana lingkungan yang positif dan meningkatkan selera makan
  • perbaikan status gizi lewat peningkatan BB ( tanpa retensi cairan), perbaikan hasil Lab dan antropometri
  • perbaikan selera makan

DX. 4
Tujuan : perbaikan integritas kulit
Intervensi
Rasional
Hasil yang diharapkan
  1. kaji rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan pruritus dan udema
  2. perhatikan dan catat derajat ikterus serta luasnya udema
  3. jaga kebersihan kuku pasien
  4. lakukan perawatan kulit dengan sering, hindari penggunaan abat dan lossion yang mengandung alcohol
  5. lakukan masase pada daerah penonjolan tulang, sering membalik tubuh pasien
  6. gunakan kasur dengan tekanan yang berubah (alternating – pressur mattress )
  1. membantu dalam menentukan tindakan
  2. memberikan dasar untuk mendeteksi perubahan dan mengevaluasi efektifitas terapi
  3. mencegah ekskoriasi kulit dan infeksi akibat garukan

  1. menghilangkan produk limbah yang menumpuk
dalam kulit dan mencegah
kekeringan kulit
  1. meningkatkan mobilisasi udema
  2. meminimalkan tekanan yang lama pada daerah penonjolan tulang yang rentan terhadap kerusakan kulit (dekubitus )
  • kulit yang utuh tanpa eritema, ekskoriasi atau kerusakan kulit lainnya
  • berkurangnya gejala pruritus


DX. 5
Tujuan : pencegahan perdarahan gastrointestinal
Intevensi
rasional
Hasil yang diharapkan
  1. kaji adanya perdarahan intestinal (hematemis dan melena )
  2. hindri aktifitas yang meningkatkan tekanan intra abdomen


  1. memungkinkan deteksi dini untuk gejala perdarahan intestinal
  2. meminimalkan peningkatan tekanan intra abdomen yang dapat menimbulkan ruftur dan perdarahan pada varises usofagus, lambung dan haemorroid
  • tidak tampak gejala perdarahan gastrointestinal
  • minimalkan gerakangerakan yang menyebakan tekanan intra abdomen





















DAFTAR PUSTAKA



  1. Buku Ajar “KEPERAWATAN MEDIKAL-BEDAH” Brunner & Suddart
Edisi 8 , Penerbit Buku Kedokteran EGC
  1. PATFISIOLOGI UNTUK KEPERAWATAN, dr. Jan Tambayong
Penerbit Buku Kedokteran EGC
  1. ANATOMI FISIOLOGI UNTUK PARAMEDIS, Evelyn C. Pearce
Penerbit PT Gramedia Jakarta


























LAPORAN TAHUNAN
PROGRAM PUSKESMAS KEDIRI
TAHUN 2006














M. ISNAINI JAUHARI
____________________________
P.071 202 105 299 K




DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM KHUSUS PUSKESMAS LOMBOK BARAT
2006









Tidak ada komentar:

Posting Komentar