Pages

Rabu, 30 Maret 2011

Filsafat'akal dan bahasa dalam filsafat'


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya semua oaring itu selalu berfilsafat dalam kehidupannya karena setiap orang pasti selalu mempertanyakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya meski pada tarap yang sangat sederhana. Kalau orang tidak bertanya dalam kehidupan,tentu saja dia tidak akan pernah maju, jika tidak ada orang bertanya tentang kehidupan, tentu saja kehidupan dunia ini akan tetap primitif, meski yang primitif itu sendiri pada dasarnya masih mempertanyakan tentang kehidupan sekitarnya.
Mempelajari filsafat bukanlah persoalan gampang dan mudah. untuk sampai pada memahami filsafat dan berbagai unsurnya saja membutuhkan sebuah perjuangan yang tekun dan disiplin dalam menelaah dan mempelajari berbagai pengetahuan.
Filsafat sering kali dikritik sebagai bentuk pemikiran yang bersifat spekulatif tanpa dasar secara empiris. Seorang filosof memerlukan pemikiran dari bahsa filsafat. Pkiran seseoarang mungkin tidak dapat dipahami kalau tidak diwujudkan dalam bentuk ucapan, tulisan, atau isyarat. Isyarat adalah perkataan yang didapatkan karena ia adalah perkataan juga. Jadi pekataan dan pemikiran adalah identik tidak berbeda satu sama lain dan bukan tambahan lagi masing-masingnya. Pikiran adalah bahasa (perkataan) dari perkataan adalah pikiran (bahasa).


B. RUMUSAN MASALAH
Dalam pikiran manusia pasti memiliki berbagai macam pemikiran, ide, gagasan yang ingin disampaikan. Setiap orang tidak mungkin dapat dipahami pemikirannya kalau tidak diwuudkan dalam bentuk ucapan, tulisan, isyarat (bahasa). Jadi bagaimanakah hubungan akal dan bahasa dalam filsafat ?

















BAB II
PEMBAHASAN
AKAL DAN BAHASA DALAM FILSAFAT
Menurut Harun Nasution (1987 : 35-37), akal adalah karunia terbesar yang diberikan allah kepada manusia, dan akallah yang membuat manusia berbeda dengan hewan. Muhammad Abduh mengatakan bahwa akal pula yang membuat manusia menjadi tinggi derajatnya dan makhluk yang mulia. Apabila akal manusia dicabut ,kemungkinan manusia berubah menjadi malaikat atau hewan. Di dalam Risalah Al-tauhidnya, Muhammad Abduh (1366 H :110) mengatakan bahwa akal manusia di bagi dua yaitu akal kaum awam dan akal kaum khawas. Kedua akal tersebut berbeda karena akal orang awam hanya memiliki kemampuan memahami masalah-masalah yang sederhana, sedangkan akal orangkhawas mampu memahami masalah – masalah yang rumit, perbedaan daya akal ini , bukan hanya disebabkan oleh perbedaan pendidikan tetapi juga dan terutama oleh perbedaan pembawaan alami. Suatu hal yang terletak diluar kehendak dan kekuasaan manusia.
Keharusan manusia menggunakan akalnya, bukanlah hanya merupakan ilham yang terdapat dalam dirinya,tetapi juga ajaran Al-Qu’ran, kitab suci ini memerintahkan manusia untuk berfikir dan mempergunakan akal dan melarang bersikap taklid. Al-Qur;an tidak semata-mata memberi perintah, tetapi juga memotivasi manusia agar berfikir.
Akal diasah pengembangannya melalui berbagai cara berfikir, sedangkan hati diasah melalui cara merasa. Cara pengembangan berfikir akal menekankan pendekatan-pendekatan analogis dan kausalitas Al-Qiyas dan sebab musabbah, sedangkan pengembangan kekuatan hati dengan cara merasa disebut Al-Wudan. Otak berhubungan dengan akal, dan gaib berhubungan dengan Azawaq. Dalam Qur;’an surat Al-baqarah:142) yang berbunyi :
    ••                    
Artinya : orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.(Q.S. Al- Baqarah :142)

Menurut Wilhelm Van Humbolat, ahli pikir terkenal mengenai hakikat kata bahasa, maka manusia baru menjadi manusia sepenuhnya. Karena bahasanya baru di dalam bahasa manusia menjadi sadar mengenai dunianya. Dalam bahasa dirangkum dan sekaligus di buka. Sesuatu bahasa selalu berkaitan dengan kenyataan yang mau di beri arti, manusia membutuhkan lambang bahasa,kata. Dengan kata-kata yang di ucapkan manusia memberi nama kepada barang-barang menunjukan serta menafsirkannya. Hidup dengan sadar ,berfikir, menjalani hidup ini sebagai seorang. Makhluk rohani itu semua hanya dapat dilakukan manusia bila ia lewat bahasa, mengungkapkan sesuatu tentang kenyataan , bila ia menanggapi kenyataan tadi dengan menyatakan sesuatu
Dalam arti kata luas bahasa dapat ditafsirkan sebagai suatu penukaran (komunikasi) sebagai lambang (dan ini berlaku baik bagi bahasa menurut arti kata sempit bahasa kata maupun mengenai semua lambang lainnya). Bahasa selalu terjadi dalam sebuah dunia yang dihuni bersama-sama yang penting bukanlah satu orang saja yang berbahasa melainkan beberapa orang yang memakai bahasa yang sama. Bahasa ialah daya ingatan umat manusia setiap bahasa mengandung suatu pandangan tertentu terhadap dunia. Suatu penilaian mengenai dunia dan penafsiran yang berkaitan dengan pandangan dunia dan arah kehidupan
Seperti di sebut diatas filsafat adalah proses berfikir secara radikal ihwal suatu realitas, bagaimanakah kita berfikir? Berfikir adalah berbahsa juga, Apa yang kita pikirkan ? Realitas, Apa realitas? Dengan demikian bahasa adalah sarana vital dalam berfilsafat , yakni sebagai alat untuk mengejewatahkan pikiran tentang fakta dan realitas direfresentasikan lewat symbol bunyi , tanpa bahasa. Para filsof tidak akan pernah berfilsafat , sebaliknya, tanpa filsafat kita tetap mampu berbahasa. atau ide tidak terwujud lepas dari bahasa , sebelum sesuatu dikatakan benar atau salah sebaliknya mengkaji dulu apakah bahasa yang akan digunakan untuk menentukan maknanya. Jadi makna(meaning) mesti menjadi focus analisis linguistic dalam penyelidikan filsafat
Bahasa filsafat dapat dikelompokkan kedalam dua katagori besar yakni pertama, perhatian para filsof terhadap bahasa dalam menjelaskan berbagai objek filsafat artinya objek material filsafat bahasa adalah bahasa itu sendiri, sedangkan objek formalnya adalah sudut pandang filosofi terhadap bahasa,seperti di atas tanpa alat Bantu bahasa mereka tidak mungkin dapat menganalisa objek-objek kebenaran dan keadilan , misalnya tidak mungkin dapat dijelaskan tanpa bantuan analisis bahasa atau analisis penggunaan ungkapan –ungkapan bahasa. Cara kerja inilah yang lazim disebut filsafat analitik atau filsafat analitis bahasa.
Kedua adalah perhatian terhadap bahasa sebagai objek materi. Dari kajian filsafat seperti halnya filsafat hokum, filsafat seni, filsafat manusia, filsafat agama dan sejenisnya filsafat bahasa atau filsafat bentuk-bentuk simbolis ( philosopi of simboliye forms) berkaitan dengan pernyataan-pernyataan seperti hakikat dan fungsi bahasa. Hubungan bahasa dan realitas, jenis-jenis system symbol dan dasar untuk menguasai system bahasa (phenix : 1986)
Merasa pada umumnya menganggap bahasa biasa-biasa saja. Coba bayangkan bila bahasa bahasa tiba-tiba menghilang dari kehidupan manusia. Dengan bahasa seorang filsof menemukan ekspresi atau untuk merujuk sebuah konsep. Sebut saja istilah – istilah deskripsi, proposisi, hipotesis,aksioma,veritikasi,klasivikasi, dan seterusnya. Persamaan terhadap korsi-korsi itu sendiri adalah langkah pertama untuk membangun pengetahuan.kata adalah berkomunikasi menggunakan bahasa untuk merujuk pada referent(rujukan). Maka symbol itu harus permanent, jika tidak, komunikasi menjadi berantakan, bila tidak dituliskan bahasa akan kehilangan.
Bahasa adalah alat yanag digunakan untuk mengungkapkan isi hati atau pikiran seseorang, sehingga dengan bahasa, orang lain dapat mengerti tentang isi hati atau pikiran yang disampaikan, misalnya melalui bahasa isyarat, tertulis atau lisan, jadi bahasa adalah alat komunikasi, komunikasi dapat lancar apabila permasalahannya disusun dalam bentuk kaidah bahasa yang baik dan benar. Ini dipelajari dalam ilmu bahasa (gramatika).
Ilmu bahasa menyajikan kaidah penyusunan bahasa yang baik dan benar, dan logika menyajikan tata cara dan kaidah berpikir secara lurus dan benar. Oleh karena itu keduanya saling mengisi. Bahas yang bak dan benar dalam prktik kehidupan sehari-hari hanya dapat tercipta apabila ada kebiasaan atau kemampuan dasar setiap orang untuk berfikir logis. Sebaliknya, suatu kemampuan berpikir logis tanpa memiliki pengetahuan bahasa yang baik maka ia tidak akan dapat menyampaikan isi pikiran itu kepada orang lain. Oleh sebab itu, logika berhubungan erat dengan bahasa.


















PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akal adalah karunia terbesar yang diberikan allah kepada manusia, dan akallah yang membuat manusia berbeda dengan hewan. Muhammad Abduh mengatakan bahwa akal pula yang membuat manusia menjadi tinggi derajatnya dan makhluk yang mulia. Apabila akal manusia dicabut ,kemungkinan manusia berubah menjadi malaikat atau hewan. Di dalam Risalah Al-tauhidnya, Muhammad Abduh (1366 H :110) mengatakan bahwa akal manusia di bagi dua yaitu akal kaum awam dan akal kaum khawas
Dalam arti kata luas bahasa dapat ditafsirkan sebagai suatu penukaran (komunikasi) sebagai lambang (dan ini berlaku baik bagi bahasa menurut arti kata sempit bahasa kata maupun mengenai semua lambang lainnya). Bahasa selalu terjadi dalam sebuah dunia yang dihuni bersama-sama yang penting bukanlah satu orang saja yang berbahasa melainkan beberapa orang yang memakai bahasa yang sama.
Seperti di sebut diatas filsafat adalah proses berfikir secara radikal ihwal suatu realitas Realitas adalah sesuatu yang di simbolkan lewat bahasa, bahasa tidak sekedar urutan bunyi yang dapat di cerna secara empiris, tetapi juga kaya dengan makna yang sifatnya non empiris.










DAFTAR PUSTAKA


Peursen Van,1980. orientasi di dalam filsafat.PT Gramedia: Jakarta .
Arifin Tajul,M.A, 2007. Filsafat Hukum Islam, CV. PUSTAKA SETIA : Bandung.
Alwasilah Chaedar, 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.
Surajio, 2006. Dasar-dasar Logika, PT. Bumi Ksara : Jakarta.
Sipayung, Hendra Haromoan, 2009. Berpikir Seperti Filosof, AR-Ruzz media : Yogyakarta.
Tafsir, Ahmad, Dr. 2004. Filsafat umum, PT. Remaja rosdakarya : Bandung.
Mundiri, Drs. 2006. Logika. PT. Rajagrafindo persada : Jakarta.

1 komentar: