Pages

Minggu, 06 November 2011

manajemen pendidikan

 BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
 Keadaan pendidikan memang tidak akan pernah sama antara Negara yang satu dengan Negara yang lainnya, keadaan pendiddikan  inilah yang kemudian menentukan nasib baik atau buruknya perekonomian suatu negaara. Menurut survey  tentang keadaan pendidikan di Negara bagian Asia Indonesia adalah salah satu yang masuk dalam survey tersebut, ternyata terungkaplah sebuah fakta yang menyedihkan yang  di alami  bangsa ini yaitu bahwa Negara kepulauan republic Indonesia masuk dalam daftar Negara yang terbelakang dari segi pendidikannya. Bahkan Negara yang dulunya sebagai  ladang ilmu bagi suku Malaya (Malaisya) ini masih tertinggal oleh negara tersebut. Hal ini terjadi karena memang dari segi manajemen pendidikannya Negara Indonesia masih belum teratur dan masih karut marut.
Untuk menyikapi hal tersebut pemerintah mulai terinspirasi untuk merekontruksi segala aspek yang mungkin masih di anggap kurang baik. Salah satunya ialah dengan menggatikan kurikulum pendidikan yang selama ini masih besikap bergantung kepada orang lain yang dalam ini murid bergantung pada  gurunya yaitu dengan menggantikan kurikulum  CBSA dengan  KBK bai k pada tingkat siswa maupun pada jenjang perguruan tinggi.

Keterbelakngan pendidikan Indonesia juga di sebabkan oleh kurangnya strategi atau manajemennya,  oleh karena itu setiap pimpinan sekolah ataupun perguruan tinngi yang sering di sebut  manajer seyogyanya mampu  mengatur atau memeneg organisasi yang di pimpinnya agar keadaan lembaga atau organisasi yangdipimpinnya bisa menggapai tujuan yang telah di rencanakn sebelumnya.
2. Rumusan Masalah
a. Apa sebenarnya pengertian menejemen pendidikan?
b. Apa saja ruang lingkup dalam menejemen pendidikan?
c. Apa saja yang mempengaruhi  kemajuan pendidkan suatu Negara?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian menejemen pendidikan.
b. Untuk mengetahui ruang lingkup menejemen pendidikan.
c. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi kemajuan pendidikan suatu  Negara.

 BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian manajemen pendidikan
Sebelum membahas lebih jauh ruang lingkup dari manajemen pendidikan alangkah lebih baik kita mengurai terlebih dahulu apa sebenarnya yang di maksud dengan manajemennpendidikan itu.” Manajemen pendidkan ialah aktivitas memadukan elemen-elemen dalam pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan bersama”.
Dari pengertian manajemen pendidikan di atas dikatakan bahwa manajemen itu memiliki tugas untuk mengatur atau memadukan elemen-elemen. Elemen disini yang dimaksud ialah segala sesuatu yang berkaitan dengan  institusi atau lembaga yang mengelola  pendidikan. Tercapainya tujuan pendidikan tergantung dari  bagaimana kerja sama antara pimpinan (manejer) dengan bawahan dalam menjalankan  tugasnya masing-masing.
B. Ruang lingkup manajemen pendidkan
Ruang lingkup manajemen pendidikan ialah segala sesuatu yang  berkaitan dengan berbagai bidang yang terdapat dalam lembaga pendidikan, sekolah, atau perguruan tinggi yang semuanya adalah tanggung jawab manajer (pimpinan). Dalam sebuah institusi atau lembaga pendidikan seorang pemimpin bebas melaksanakan strategi (manajemen) untuk mencapai tujuannya.
Bidang-bidang (ruang lingkup) dari manajemen pendidikan di antaranya,
1. Tata Usaha
Dalam sebuah institusi maupun lembaga pendidikan tata usaha adalah komponen yang sangat dibutuhkan guna mempermudah pengelolaan suatu lembaga. Tata usaha adalah segenap rangkaian kegiatan atau proses penataan terhadap pekerjaan pokoknyang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama untuk mencapai tujuan . Dengan kata lain tata usaha ialah salah satu bentuk administrasi dari suatu lembaga pendidikan. Dengan adanya tata usaha dalam sebuah institusi akan membantu menejer dalam hal ini pimpinan dalam mewujudkan efektifitas dan efisiensi tujuan yang telah direncanakan.
Secara umum, tujuan pengelolaan tata usaha adalah untuk memfasilitasi pemahaman manejer dalam pengembangan teknik-teknik pengelolaan administrasi lembaga yang dipimpinnya.
a. Aspek atau komponen-komponen tata usaha
1. Tugas-tugas administrasi
2. Proses administrasi
3. Pengambilan keputusan
4. Media koordinasi kegiatan, alat pencapaian tujuan organisai dan wahana pengakomodasian partisipasi masyarakat.
Sebagai sebuah system tata usaha memiliki empat pilar yaitu custumer satisfaction (kepuasan pelanggan), continuous impropement (perbaikan berkesinambungan), speaking with facts (berbicara atas fakta), dan respect for people (menghargai setiap individu dan kelompok manusia). Kinerja tata usaha bisa dinilai efektif jika bekerja sesuai dengan keinginan pelanggan. Oleh karena itu agar dapat diniali efektif system tata usaha harus melakukan perbaikan yang terus menerus atau berkesinambungan, disamping itu hendaknya setiap program perbaikan harus sesuai dengan data dan fakta yang ada, serta menghargai setiap setiap kritikan dan masukan dari pihak manapun baik individu maupun kelompok.
2. Perbekalan
Perbekalana adalah manajemen pendidikan yang mencakup sarana dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan mencakup peralatan dan perlengkapan yang secara langsung diprgunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruag kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran lainnya. Sementara yang dmaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajara seperti halaman, taman, jalan menuju kelas, dll.
Manajemen perbekalan mempunyai fungsi mengatur dan menjaga sarana dan   prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan bermanfaaat pada jalannya proses pendidikan.

3. Kepegawaian
Kepegawaian merupakan segi yang berkaitan dengan sumber tenaga manusia yang sangat berperan dalam pencapaian tujuan dan harus ada pada setiap usaha kerja sama atau organisasi.
Dalam ruang lingkup manajemen pendidikan kepegawaian mejadi kunci dalam meningkatkan produktivitas dan prestasi kerja dunia pendidikan. Proses peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi konsep dan teknik manajemen personalia modern.
Manajemen kepegawaian atau manajemen tenaga kependidikan bertujaun untuk mendayagunakan kependidkan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang maksimal dan selalu dalam situasi yang menyenangkan. Olek karena itu sebagai seorang  pimpinan seseorang harus mampu menarik, mengembangkan, dan memotivasikan personil (tenaga kependidikan) agar tujuan organisasi dalam hal ini institusi yang di pimpinnya bisa tercapai dengan kata lain supaya Menyelaraskan tujuan individu (pegawai) dan tujuan umum (organisasi) tercapai sesuai dengan yang telah direncanakan.
Manajemen kepegawaian (guru dan personil) mecakup perencanaan pegawai, pengadaan pegaiwai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi  dan mutasi, pemberhentian pegawai dan penilaian pegawai.  Semuany perlu dilakukan dengan baik agar teciptanya tenaga kepegawaian yang mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan terkualifikasi  berdasarkan kemampuannya.
4. Kurikulum
Kurikulum merupakan fundamen penting yang senantiasa ada dalam setiap manajemen pendidikan. Dalam manajemen berbasis sekolah (MBS), Salah satu model manajemen yang mengarah pada pengelolaan pendidikan dengan member keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan di dalamnya. manajemen kurikulum mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum.
Perencanaan dan pengembangan kurkulum nasional pada umumya telah di lakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat. Itulah mengapa dalam level sekolah, yang paling penting adalah bagaiman a cara merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Sekolah sendiri memang bertugas dan berwewenang untuk mengembangkan kurikulum muatan local sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.
 Dalam kurikulum menejer sekolah diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan program pembelajaran ssrta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya. Di samping itu, dalam proses pengembangan program sekolah, menejer juga diharapkan tidak membatasi diri pada pendidikan yang sempit. Seorang menejer pendidikan harus  mampu menghubungkan program-program sekolah dengan seluruh kehidupan peserta didik dan kebutuhan lingkungan.
 Selain pimipinan (menejer) suksesnya sebuah lembaga pendidikan juga harus ada keterlibatan semua pihak baik dalam penyususnan kurikulum dan segala hal yang bersifat pengembangan. Dalam pelaksanaan kurikulum untuk menunjang keberhasilan sebuah lembaga pendidikan harus ditunjang hal-hal sebagai berikut:
1.Tersedianya tenaga pengajar (guru) yang kompeten;
2. Tersedianya fasilitas fisik atau fasilitas belajar yang memadai dan menyenangkan;
3. Tersedianya fasilitas bantu untuk proses belajar mengajar;
4. Adanya tenaga penunjang pendidikan, seperti tenaga administrasi, pembimbing, pustakawan;
5. Tersedianya dana yang memadai;
6. Manajemen yang efektif dan efisien;
7. Terpeliharanya budaya yang menunjang, seperti nilai-nilai religius, moral, kebangsaan dan lain-lain;
8. Kepemimpina pendidikan yang visioner, transparan dan akuntabel.

4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Kurikulum
 Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan kurikulum, yaitu:
1. Pengembangan kurikulum tersebut harus memenuhi kebutuhan siswa;
2. Mengembangkan keterampilan pengelolaan untuk menyajikan kurikulum tersebut kepada siswa sedapat mungkin secara efektif dan efisien dengan memperhatikan sumber yang ada;
3. Pengembangan berbagai pendekatan yang mampu mengatur perubahan sebagai fenomena alamiah di sekolah.
5. Keuaangan
A.Pengertian
Manajemen keuangan (financial management) adalah segala aktivatas organisassi yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sessuai tujuan pendidikan sacara menyeluruh. Secara historis, manajemen keuangan ini juga pernah mengalami perkembangan. Pada tahun  1970 an-awal abad 21. Penyelenggaraan kegiatan di lingkunagan suatu organisasi kerja, baik yang bersifat manajemen administrative maupun manajemen operatif, sangat memerlukan penyediaan sejuumlah dana. Kegiatan pengelolaan dana memerlukan pula kegiatan perencanaan, pengorganisasian, bimbimngan dan pengarahan, kontrol, komunikasi dan bahkan juga ketatausahaan. Terkait dengan itu, manajemen keuangan dapat dilihat dari dua aspek. Pertama, manajemen keuangan dalam arti sempit. Pada aspek ini manajemen mengandung pengertian segala pencatatan masuk dan keluarnya keuangan dalam membiayai kegiatan organisasi berupa tata usaha atau tata pembukuan keuangan. Kedua, manajemen keuangan dalam arti luas. Dalam aspek ini, manajemen mangandung pengertian penentuan kebijaksanaan dalam pengadaan ddan penggunaan keuangan untuk mewujudkan kegiatan organisasi kerja berupa kegiatan perencanaan, pengaturan, penanggungjawaban dan pengawasankeuangan.
B. Fungsi manajemen keuangan
Disetiap organisasi biasanya terapat bagian keuangan. Bagian ini merupakan titik pusat dalam pengambilan keputusan di tingkat pemimpin puncak (top management). Sehingga bagian keuangan bartanggung jawab atas perumusan kebijaksanaan keuangan suatu organisasi.
Demikian juga pada setiap sekolahyang telah memfungsikan organisasi pendidikan akan terdapat bagian keuangan. Orang yang memimpin bagian keuangan disebut manajer/bagian keuangan. Manajer keuangan ini mempunya dua tugas, yaitu sumber dana dan penggunaan dana.
Perencanaan tersebut bertujuan untuk dapat mencapai maksimalisasi nilai organisasi. Fungsi dan tanggung jawab manajer/bagian keuangan merencanakan sumber dana dan penggunaan dana yang diperoleh itu disebut sebagaimanajemen keuangan.
Selain tugas yang telad disebutkan di atas, kegiatan penting manajer/bagian keuangan lainnya ada 4 aspek. Pertama, dalam perencanaan dan pemikiran, manajer/bagian keuangan harus bekerjasama dengan manajer lainnya yang ikut bertanggung jawab atas perencanaan umum organisasi. Kedua, manajer/bagian keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan invests dan pebiayaannya, serta segala hal yangberkaitan dengannya. Ketiga, manajer/bagian keuangan harus bekerjasama dengan manajer lainnya yang ada di organisasi supaya dalam melaksanakan kegiatannya dapat seefisien mungkin. Keempat, mamanfaatkan pasar uang dan pasar modal sebagai sember dana bagi organisassi.
Berdasarkan empat aspek yang telah disebutkan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa seseorang manejer/bagian keuangan berhubungan langsung dengan keputusan organisasi yang akan mempengaruhi nilai organisasi.
6.   Kesiswaan
Siswa sebagai peserta didik merupakan salah satu input yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan. Pengelolaan mencakup penerimaan siswa baru, layanan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan siswa di dalam kelas, pengelolaan organisasi siswa intrasekolah dan pengelolaan data tentang siswa. Kesiswaan adalah untul mengatur berbagai kegiatan dalambidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar, tertib, teratur sekaligus dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah. Untuk mengejewantahkan tujuan ini, bidang manjemen kesiswaan sekurang-kurangnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid atau mahasiswa baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin.
Berkenaan dengan manajemen kesiswaan, ada beberapa prinsip dasar yang harus mendapat perhatian berikut ini:
1. siswa harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek, sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
2. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan wahana kegiatan yang beragam sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.
3. Pada dasarnya siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi ranah efektif dan psikomotorik
7. Hubungan Dengan Masyarakat
 Manajemen sekolah menyaratkan adanya hubungan dengan masyarakat sebagai suatu sarana yang berperan dalam membina dan mengembangan pertumlubuhan. Dalam konteks ini sekolah debagai salah satu manifestasi pendidikan formal perlu di maknai sebagai system social yang lebih besar, yakni masyarakat.
Pendidikan dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Pendidikan harus menunjung tinggi tujuan sekaligus pemenuhan kebutuhan masyarakat. Karena itu sebagai sarana pendidikan yang memang sampai saat ini di percaya oleh masyarakat secara luas, sekolah berkewajiban untuk member penerangan tentang tujuan, program, kebutuhanm, serta keadaan masyarakat. Sehingga pendidikan menjadi kontekstual denngan realitas masyarakat yang ada.
Di samping itu pendidikan juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan, harapan, dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap lembaga pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan dan masyarkat harus di bina dengan suatu hubungan yang harmonis dan saling sinergis satu sama lain.
Dalam konteks sekolah , tujaun hubungan pendidikan dan masyarakat di antaranya;
1. Untuk memajukankualitas pembelajaran dan pertumbuhan anak
2. Memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat
3. Menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa untuk mewujudkan  tujuan pendidikan dalam sebuah institusi atau lembaga pendidikan perlu adanya keterlibatan semua pihak baik dari internal maupun eksternal  lembaga. Hal ini disebabkan karena pendidikan itu merupakan tanggung jawab kita bersama.
Juga yang paling terpenting dalm sebuah lembaga adalah keprofesionalan dari seorang menejer (pimpinan) lembaga, karena selain sebagai seoarng pemimpin ia juga harus mampu membaca keadaan institusi yang di pimpinnya, membaca hal-hal yang akan terjadi sehingga semua pihak  dapat mengantisipasi semua hal yang dapat  merugikan organisasi dalam hal ini lembaga pendidikan.
Selain pimpinan pihak yang sangat berpengaruh terhadap maju atau tidaknya lembaga pendidikan adalah masyarakat luas, ini karena tujuan akhir dari pendidikan ialah untuk pengabdian kepda masyarakat, oleh karena itu masyarakat harus memberiakan kepercayaan kepada lembaga pendidikan   agar terjadinya keharmonisan  dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar