MOH IRVAN
Jurusan Pendidikan Matematika
Institute Agama Islam Negeri
Abstrak
Tujuan artikel ini adalah meningkatkan cara belajar dan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika pembagian dan perkalian . Dalam setiap proses pembelajaran, selalu akan ada tiga komponen penting yang saling berhubungan yaitu: materi yang akan diajarkan, proses mengajarkan materi dan hasil dari proses pembelajaran tersebut. Ketiga komponen ini sama pentingnya karena merupakan satu kesatuan yang membentuk lingkungan pembelajaran. Ada kesenjangan yang selama ini dirasakan dan dialami adalah kurangnya pendekatan yang benar dan efektif dalam menjalankan proses pembelajaran. Para guru banyak yang hanya memperhatikan pada materi dan hasil pembelajaran sehingga mereka disibukkan oleh berbagai kegiatan dalam menetapkan tujuan yang ingin dicapai, menyusun materi apa saja yang perlu diajarkan, dan kemudian merancang alat evaluasinya. Sayang, satu hal yang penting seringkali dilupakan adalah bagaimana mendesain proses pembelajaran secara baik agar bisa menjembatani antara materi dan hasil pembelajaran.
Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang berlangsung dalam suasana yang santai dan tidak menegangkan, pembelajar tidak merasa tertekan, dan semua komponen fisik, psikologis, dan sosial, mereka bebas dari tekanan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengimplementasikan konsep edutainment dalam pembelajaran matematika yaitu: ciptakan sikap positif terhadap belajar, ciptakan minat belajar yang tinggi, libatkan emosi siswa, berilah selingan hiburan, dan design pembelajaran kolaboratif.
Kata-kata kunci: Menghitung cepat pembagian dan perkalian dalam matematika.
Pendahuluan
Melalui belajar matematika, siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, kreatif, produktif. Namun, pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal. Berkaitan dengan pembelajaran matematika di kelas V SD terungkap berbagai masalah. Salah satu permasalahan strategis yang dialami siswa adalah kurangnya kemampuan dalam pemecahan masalah pembagian dan perkalian. Siswa berpatokan dengan menggunakan alat Bantu seperti kalkulator. Dan yang kami takutkan dengan terbiasanay mengunakan alat Bantu tersebut siswa dalam mengerjakan soal pembagian dan perkalian bergantung pada yang namanya kalkulator. Ketidakmampuan siswa menyelesaikan masalah seperti itu dipengaruhi oleh kekurang-mampuannya menguasai konsep-konsep operasi hitung yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Ditinjau dari tingkat berpikirnya, siswa kelas V berada pada tahap operasi formal awal (Piaget dalam Hudojo, 1998). Pada tahap ini, siswa sudah memiliki potensi untuk berpikir kritis, kreatif, dan produktif. Potensi tersebut perlu dikembangkan melalui kegiatan sering-sering mengerjakan soal-soal latihan, sehingga siswa memperoleh stimuli yang dapat mengaktifkan daya kreatif dan kritisnya untuk menyelesaikan masalah(Burns, 1995). Sesuai dengan uraian di atas, permasalahan ini adalah: apakah penerapan sering-sering mengerjakan soal-soal latihan matematika dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika terbuka? Kemampuan pemecahan masalah matematika terbuka yang dimaksudkan mencakup beberapa kemampuan spesifik, yaitu berkaitan dengan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sedangkan, tujuan adalah meningkatkan cara belajar dan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika.
` Matematika dapat digunakan untuk membimbing siswa berpikir sistematis, kritis, analitis, berpartisipasi aktif dalam belajar, dan berupaya kreatif. Hal ini didukung oleh Orton (1992) yang menyatakan bahwa dengan sering-sering mengerjakan soal-soal latihan matematika siswa belajar lebih aktif dan mendapat kesempatan untuk berpikir sendiri.
Dengan tindakan yang sering-sering mengerjakan soal-soal latihan matematika seperti di atas, siswa mengkonstruksi pengetahuannya secara aktif sehingga pemahaman dan hasil belajarnya meningkat. Hal ini didukung sebuah hasil penelitian yang menyatakan bahwa, dengan menerapkan sering-sering mengerjakan soal-soal latihan matematika matematika ternyata dapat menghilangkan miskonsepsi siswa bahkan telah terjadi peningkatan pemahaman tentang materi yang dipelajarinya (Masrinawatie, 1999).
Saya cukup heran mengetahui kenyataan banyak anak yang tidak suka matematika. Keheranan ini saya alami sewaktu menjadi tutor dadakan bagi keponakan yang masih bersekolah di bangku Sekolah Dasar (SD). Alasan yang mendasarinya beragam, namun sebagian besar menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Saya yakin, yang membuat anak tidak menyukai suatu mata pelajaran lebih karena mereka tidak menguasainya dengan baik. Mengapa mereka tidak menguasainya dengan baik karena mereka tidak suka, Agak mustahil jika mereka menguasai materi suatu pelajaran namun tidak menyukainya.
Ada tips ringan yang bisa menarik minat anak-anak, terutama yang sudah bisa melakukan perhitungan (tambah, kurang, bagi, kali). Tips ini sering saya gunakan dan selalu sukses menarik minat. Karena sifatnya yang universal, orang dewasapun bisa menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. Ada yang bilang hanya tips menghitung cepat, namun saya melihatnya ada hal yang lebih fundamental. Mari kita simak tips ini.
1. PEMBAGIAN DAN PERKALIAN 2
Jika anda ditanya, berapa 4 X 10, 2 X 10, 1200 X 10 dan lain sebagainya perkalian dengan 10, 100, 1000, pasti dengan cepat dan mudah kita menemukan jawabannya. Mengapa mudah, karena kita hanya perlu menambahkan angka nol dibelakang angka yang dikalikan dengan angka bermodel kelipatan 10.
Bagaimana dengan perkalian angka 5 ? Hampir mirip. Perkalian angka 5 sama saja dengan mengalikannya dengan angka 10 dan membaginya dengan angka 2. (5 = 10/2) Pengalaman saya, perhitungan angka genap lebih mudah diolah diotak saya dibandingkan angka ganjil. Jika diminta jawaban 75 X 5, saya akan menghitungnya sebagai 75 X (10 : 2), alias 750 : 2 = 375. Coba test anak-anak untuk menghitung perhitungan angka (perkalian dan pembagian) dengan angka ganjil dan membandingkannya dengan perhitungan angka genap. Saya yakin sebagian besar lebih cepat menghitung perhitungan angka genap. Keistimewaan angka 2 ini bisa dikembangkan untuk menjawab secara cepat perhitungan yang tidak bisa dicerna secara langsung.
Contoh, berapa hasil perkalian 12,5 X 8 atau 6,25 X 8 ? Alih-alih mengalikannya secara langsung, saya akan lebih cepat menghitungnya dengan merubah angka ganjil menjadi genap dengan mengalikannya dengan angka 2 dan membagi rekannya yang genap dengan angka 2.12,5 X 8 ==> 25 X 4 ==> 50 X 2 ==> 100. Posisi perhitungan bisa dibatasi pada model persamaan yang sudah bisa langsung dicerna, dalam contoh diatas bisa dibatasi pada 25 X 4.6,25 X 8 ==> 12,X 4 ==> 25 X 2 ==> 50Model hitung cepat diatas mungkin menggunakan sample yang mudah-mudah saja (kalau masih menggunakan sample yang sulit ya anak-anak tambah males belajar matematika dunk ) tapi bisa dilihat bahwa model perhitungan tersebut bisa dimanfaatkan untuk bilangan yang lainnya, dengan syarat salah satu pengali adalah genap. Kalau ditanya 12,5 X 6,25 ya model diatas tidak berlaku...Jika perlu, kita bisa melakukan kombinasi perkalian 5, 2 maupun 10 sekaligus, tergantung situasi dan contoh soal yang diberikan. Misalnya, 4,75 X 400 ==> 475 X 4 ==> 950 X 2 ==> 1900
2. Selisih Dua Kuadrat & Dua Pengkuadratan yang Penting
Saya mendapatkan materi ini di SMP (SMPN I Tambun Selatan Bekasi). Dulu saya tidak begitu memahaminya dan menganggap ini materi pelajaran yang dihapal, namun ternyata ada hal yang penting dan bisa dijadikan tips untuk menarik minat para bocah. Dengan pengetahuan pada tips 1,
Coba lontarkan pertanyaan berikut :
Berapa hasil perkalian 12 X 8 ?
Berapa hasil perkalian 29 X 31 ?
Berapa hasil perkalian 25 X 15 ?
Untuk pertanyaan pertama, tips 1 masih bisa digunakan namun untuk yang kedua dan ketiga, tips kesatu sulit digunakan karena keduanya sama-sama ganjil. Meski demikian kita bisa tetap menghitungnya secara cepat karena kedua bilangan yang digunakan istimewa.12 X 8 = 96 --> jangan pakai kalkulator ya, dan mikirnya jangan lama-lama, malu sama anak SD. 29 X 31 = 89925 X 15 = 375
29 X 31 bisa dijadikan persamaan (30-1) X (30+1) ==> 302-12 ==> 900-1 ==> 899
25 X 15 bisa dijadikan persamaan (20+5) X (20-5) ==> 202-52 ==> 400-25 ==> 375
Tips kedua ini bisa dipakai dengan syarat kedua perkalian bisa dipecah menjadi model yang sama sehingga nantinya berlaku rumus :(A+B) X (A-B) = A2 - B2
Dua tips diatas semestinya bisa kita manfaatkan untuk menunjukkan bahwa matematika itu menyenangkan untuk dipelajari dan dapat diaplikasikan langsung dikehidupan sehari-hari. Banyak yang bilang, orang sukses tidak hanya ditentukan oleh kemampuan matematika. Bnayak orang sukses meski matematikanya jeblok karena bisa mengembangkan kemampuan sosial dan humaniora. Menurut saya, diskursus masalah ini sebaiknya diposisikan untuk memacu prestasi anak yang kurang memiliki kemampuan dibidang ilmu eksakta, bukan sebagai generalisasi bahwa matematika tidak penting.
Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik simpulan-simpulan sebagai berikut. Pertama, setelah diterapkannya metode menghitung cepat dalam pemecahan masalah pmembagian dan perkalian matematika, cara belajar siswa mengalami peningkatan. Dalam belajar siswa tampak aktif, kreatif, produktif, antusias, dan disiplin. Kedua, kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika juga cenderung meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rerata persentase skor yang dicapai siswa pada saat tes akhir suatu siklus ke siklus berikutnya mengalami peningkatan. Di samping itu, persentase banyak siswa yang mencapai kategori baik atau sangat baik juga semakin meningkat.
Daftar Rujukan
Drs. HENDRA.Bc. 2006. ANEKA BERHITUNG CEPAT.BANDUN G:
Ardana, W. 1983. Kesanggupan berpikir formal ala piaget dan kemajuan
belajar di sekolah. Disertasi (tidak dipublikasikan). PPS IKIP
Malang.
Sujianto. (2008). Penggunaan Media pada Pengajaran Matematika. [Online]. Tersedia: http://blogger-smanesi.blogspot.com/2007/12/penggunaan-media-pada-pengajaran.html [20 Desember 2008].
misalkan thanks
BalasHapuskontol
BalasHapus